Dilansir dari The Star, Kamis, 23 Desember 2021, Direktur Federal Territories Solid Waste Management and Public Cleansing Corporation (SWCorp), Ummi Kalthum Shuib mengatakan, ini tidak akan mempengaruhi pengumpulan sampah secara teratur.
Baca: Korban Tewas Banjir Bandang Malaysia Bertambah Jadi 15 Orang.
“Kami telah mengerahkan petugas dan aset, melalui pemegang konsesi kami Alam Flora Sdn Bhd (layanan pengelola limbah), untuk membersihkan jalan dan lingkungan yang terendam banjir,” kata Shuib.
“Balai Kota Kuala Lumpur (DBKL) juga sudah menurunkan tim untuk membantu pembersihan,” ujar Shuib saat dihubungi.
Antara 19 dan 21 Desember, sekitar 143 ton sampah massal pascabanjir telah dikumpulkan.
“Tantangannya adalah memastikan jalan-jalan utama dan jalan dibersihkan dengan cepat agar kendaraan bisa lewat,” jelas Shuib, seraya menambahkan bahwa sekitar 155 pekerja telah dikerahkan.
Sementara itu, aset pengendalian banjir di bawah Departemen Drainase dan Irigasi Kuala Lumpur (WPKL DID) diketahui dalam keadaan siaga.
Wakil Direktur WPKL DID, Ratna Rajah Sivapiragasam mengatakan, kali ini kota tersebut tidak menghadapi banjir parah akibat rencana Penanggulangan Banjir Kuala Lumpur (KLFM).
KLFM didasarkan pada pendekatan control-at-source, dimana kelebihan air dialihkan ke kolam mitigasi banjir. Kemudian, air yang tersimpan secara bertahap dilepaskan kembali ke sungai saat situasinya membaik.
Langkah ini disebut mencegah kelebihan air mengalir ke kota saat hujan turun, yang dapat menyebabkan banjir.
KLFM A merupakan bypass Stormwater Management and Road Tunnel (Smart Tunnel) berkapasitas tiga juta meter kubik. Sedangkan, KLFM B terdiri dari kolam retensi banjir Jinjang dan Batu dengan kapasitas gabungan 7,1 juta meter kubik.
Sivapiragasam mengatakan, Smart Tunnel berhasil mengalihkan lima juta meter kubik air selama akhir pekan, dan bersama dengan KLFM B berperan penting dalam mencegah banjir serius.
“Sekarang kami akan fokus membersihkan semua sampah dan sedimen yang terapung yang tersapu ke kolam penampungan air dan bangunan kontrol,” tutur Sivapiragasam.
“Kami akan mengerahkan kontraktor kami untuk memulai pembersihan karena kami harus menunggu air surut,” terang Sivapiragasam.
Sementara itu, dampak hujan lebat dan banjir masih dirasakan di seluruh kota karena banyak tanah longsor dan pohon tumbang. Hingga 22 Desember, sekitar 332 orang diketahui masih berada di Pusat Evakuasi Sementara (PPS), termasuk 264 di SJK(T) Lembah Pantai dan 68 di PPS Kelab Sultan Sulaiman.
Longsor dilaporkan terjadi di 70 lokasi, antara lain Kampung Palimbayan, Bukit Tunku, Lorong Burhanuddin Helmi 4, Jalan Pantai Permai, dan Bangsar Indah Condominium.
Sekitar 34 keluarga di Seri Duta 1, Bukit Tunku dievakuasi karena longsor pada Selasa malam.
“Relokasi wajib 34 keluarga, relokasi sukarela 62 keluarga, dan di Kondominium Bangsar Indah, empat keluarga direlokasi,” pungkasnya.
“DBKL dan konsultan akan mengajukan proposal untuk tindakan selanjutnya dalam waktu 24 jam,” tulis Menteri Wilayah Federal Malaysia, Datuk Seri Dr Shahidan Kassim dalam unggahan di Facebook. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News