Jelang pemilu, parlemen Singapura dibubarkan pada Selasa untuk pemungutan suara 10 Juli. Pelaksanaan pemilu dilakukan di saat negara itu berjuang untuk pulih dari wabah virus korona.
Lee Hsien Yang dikabarkan terlibat dalam perselisihan yang berlangsung lama dengan saudara kandungnya, Perdana Menteri Lee Hsien Loong, menuduhnya berusaha memanfaatkan warisan ayah mereka, pemimpin pendiri Singapura Lee Kuan Yew.
Pria berusia 62 tahun itu bertemu dengan Tan Cheng Bock, pemimpin kelompok oposisi baru Progress Singapore Party (PSP), Rabu pagi. Setelah itu dia mengungkapkan bahwa baru saja menjadi anggota.
"Saya bergabung dengan partai itu karena saya pikir (Tan) berkomitmen untuk melakukan hal yang benar untuk Singapur. Dia mencintai negaranya dan telah menyatukan sekelompok orang yang memiliki visinya yang sama," kata Lee Hsien Yang kepada wartawan, seperti dikutip AFP, Rabu, 24 Juni 2020.
Dia tidak akan tertarik pada apakah dia berencana untuk mencalonkan diri sebagai kandidat perdana menteri dalam pemilihan.
Tan, seorang tokoh populer yang pernah menjadi anggota parlemen di Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa, mengatakan bahwa Lee Hsien Yang adalah ‘bukan hanya orang biasa’.
"Ayahnya adalah pendiri Singapura, jadi itu sangat penting," tegasnya.
Partai PSP, yang diluncurkan tahun lalu, tidak akan mengancam kekuasaan PAP yang sudah berjalan selama puluhan tahun. Tetapi menurut pengamat, kombinasi anggota keluarga Lee dan Tan dapat menarik beberapa pemilih dari partai yang berkuasa.
Lee Hsien Yang, seorang eksekutif bisnis, dan saudara perempuannya Lee Wei Ling berselisih dengan perdana menteri setelah kematian ayah mereka, Lee Kuan Yew pada 2015.
Perselisihan keluarga Lee berpusat pada tuduhan yang dibuat oleh saudara perdana menteri bahwa ia berusaha memblokir pembongkaran sebuah rumah keluarga untuk mengambil keuntungan dari warisan Lee Kuan Yew. Namun PM Lee membantah tuduhan saudaranya itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News