Aung San Suu Kyi ditahan oleh pihak militer. Foto: AFP
Aung San Suu Kyi ditahan oleh pihak militer. Foto: AFP

Akses Internet Myanmar Terganggu Usai Penahanan Aung San Su Kyi

Fajar Nugraha • 01 Februari 2021 08:51
Yangon: Tentara tampak berada di jalan-jalan ibu kota, Naypyitaw, dan kota utama, Yangon, Myanmar. Arus informasi pun tampaknya mengalami kesulitan, usai kabar Aung San Suu Kyi ditahan.
 
“Koneksi data internet seluler dan beberapa layanan telepon telah terganggu di kota-kota besar. Sementara lembaga penyiaran negara MRTV mengatakan sedang mengalami masalah teknis dan tidak mengudara,” laporan BBC, Senin 1 Februari 2021.
 
Baca: Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi Ditahan.

Koresponden BBC di Asia Tenggara, Jonathan Head, mengatakan ini terlihat seperti kudeta skala penuh, meskipun militer berjanji minggu lalu untuk mematuhi konstitusi yang dirancangnya lebih dari satu dekade lalu.
 
“Di bawah konstitusi memang memiliki kekuatan yang signifikan untuk mengumumkan keadaan darurat, tetapi menahan para pemimpin politik seperti Suu Kyi adalah langkah yang provokatif dan sangat berisiko, yang mungkin akan ditentang keras,” sebut Head.
 
Juru Bicara NLD Myo Nyunt mengatakan, kepada kantor berita Reuters melalui telepon bahwa Suu Kyi, Presiden Win Myint dan para pemimpin lainnya telah "dibawa" pada dini hari.
 
"Saya ingin memberitahu orang-orang kami untuk tidak menanggapi dengan gegabah dan saya ingin mereka bertindak sesuai dengan hukum," katanya, seraya menambahkan bahwa dia juga diperkirakan akan ditahan.
 
Tentara juga mengunjungi rumah menteri utama di beberapa daerah dan membawa mereka pergi, kata anggota keluarga.

Apa yang terjadi dalam pemilu?

NLD memenangkan 83 persen kursi yang tersedia dalam pemilihan 8 November dalam apa yang oleh banyak orang dianggap sebagai referendum terhadap pemerintahan sipil Suu Kyi.
 
Itu hanyalah pemilu kedua sejak berakhirnya kekuasaan militer pada 2011.
 
Namun militer membantah hasil tersebut, mengajukan pengaduan ke Mahkamah Agung terhadap presiden dan ketua komisi pemilihan.
 
Ketakutan akan kudeta meningkat setelah militer baru-baru ini mengancam akan "mengambil tindakan" atas dugaan penipuan. Komisi pemilihan pun telah menolak tuduhan tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan