Menlu Retno Marsudi menerima laporan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Foto: Kemenlu RI
Menlu Retno Marsudi menerima laporan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Foto: Kemenlu RI

Untuk Ketujuh Kalinya, Kemenlu Raih WTP dari BPK

Fajar Nugraha • 03 Agustus 2023 17:37
Jakarta: Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu) kembali meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk laporan keuangan tahun 2022. Dengan raihan ini, Kemenlu telah memperoleh predikat WTP sebanyak tujuh kali secara berturut-turut sejak 2016.
 
Serah terima laporan BPK dilaksanakan di Kantor Kemenlu RI pada Kamis 3 Agustus 2023 dan dihadiri oleh Menlu RI Retno Marsudi beserta jajaran pejabat Kemlu. Sementara pihak BPK diwakili oleh Anggota I, Nyoman Adhi Suryadnyana.
 
Dalam sambutannya, Menlu menyampaikan apresiasi kepada seluruh satuan kerja Kemenlu, baik di Pusat maupun Perwakilan, dan kepada BPK atas kerja sama dan saran yang diberikan kepada Kemenlu untuk terus memperkuat good governance. Dia memastikan Kemlu akan melaksanakan rekomendasi yang disampaikan BPK.

Selama ini kerja sama Kemenlu-BPK telah terjalin dengan baik, bukan hanya untuk memperkuat good governance, tetapi juga meningkatkan kiprah BPK di dunia internasional. BPK aktif menjadi auditor eksternal di berbagai organisasi internasional, seperti di PBB, IAEA, dan WIPO.
 
“Sudah menjadi komitmen Kemlu untuk terus mendukung peran aktif BPK di dunia internasional," kata Menlu Retno, dikutip dari situs Kemlu.go.id.
 
“Selain memperkuat good governance, Kemenlu juga terus berupaya memaksimalkan kinerjanya. Tahun lalu Indonesia berhasil menuntaskan Presidensi G20 dengan baik. Sementara selama pandemi, diplomasi vaksin Indonesia bekerja maksimal untuk membawa Indonesia keluar dari pandemi,” imbuh Menlu.
 
Sementara tahun ini, Indonesia menjadi Ketua ASEAN di tengah situasi dunia yang belum sepenuhnya membaik. ASEAN juga menghadapi tantangan internal yakni situasi di Myanmar. Menlu sampaikan  dua hal yang ingin diperjuangkan Indonesia selama keketuaan.
 
Pertama, memastikan ASEAN terus menjadi lokomotif perdamaian dan stabilitas di kawasan (ASEAN matters). Kedua, menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi (epicentrum of growth).
 
“Semoga kita dapat menyelesaikan tugas sebagai Ketua ASEAN sebaik kita menyelesaikan tugas sebagai Presiden G20," pungkas Menlu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan