BDF diharapkan menjadi forum untuk berbagi pengalaman dan praktik mengenai demokrasi dan tata kelola pemerintahan.
"BDF bertujuan membangun arsitektur demokrasi yang kokoh di kawasan melalui berbagi pengalaman dan praktik terbaik dengan menganut prinsip persamaan, saling pengertian dan menghargai," kata Kementerian Luar Negeri, Rabu, 8 Desember 2021.
Indonesia meyakini, lewat BDF, demokrasi menjadi hasil dari proses dalam negeri yang sangat dipengaruhi oleh sosial dan budaya di suatu negara.
"Karenanya bentuk demokrasi satu negara bersifat unik dan tidak bisa disamakan satu sama lain," lanjut Kemenlu.
BDF ke-14 mengambil tema Democracy for Humanity: Advancing Economic and Social Justice during the Pandemic. Tema yang diambil menyoroti sejumlah ketidakadilan ekonomi dan sosial yang berkembang di masyarakat, sebagai salah satu dampak dari pandemi.
"Dan berupaya untuk merumuskan way forward dari isu yang dimaksud," imbuh mereka.
Kegiatan tahun ini digelar secara hibrida, atau secara tatap muka dan daring, dengan mengundang 50 perwakilan negara dan organisasi internasional. Acara fisik BDF berlangsung di Pulau Dewata Bali.
Tiga subtema yang akan dibahas dalam BDF tahun ini antara lain, kemiskinan, ketidaksetaraan, dan inklusivitas.
Baca: Myanmar Tidak Diundang ke Bali Democracy Forum, Ada Apa?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News