Myanmar menjadi satu-satunya pembahasan karena hingga kini masalah terkait kudeta militer di negara tersebut tak kunjung usai sejak pertama kali terjadi tahun lalu.
Mengutip pernyataan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen saat menerima para menlu ASEAN dan di pembukaan AMM, Menlu Retno mengatakan bahwa, "ASEAN tidak boleh tersandera oleh Myanmar."
"ASEAN harus bergerak maju," tegasnya, dalam keterangan virtual kepada awak media pada Rabu malam.
Para menlu ASEAN sepakat mengenai pentingnya bagi AMM untuk mengeluarkan komunike gabungan mengenai Myanmar. Menlu Retno mengatakan draf komunike ini masih dibahas di tingkat menlu.
Menlu Retno menegaskan bahwa posisi Indonesia sangat jelas dalam isu Myanmar, yaitu menyayangkan tidak adanya kemajuan signifikan di sana. Lima poin konsensus ASEAN yang sudah disepakati para anggota ASEAN, termasuk Myanmar sendiri, belum juga diimplementasikan secara maksimal.
"Kita juga melihat tidak adanya itikad baik dan komitmen dari junta militer (Myanmar) untuk mengimplementasikan lima poin tersebut," ungkap Menlu Retno.
Beberapa negara ASEAN, lanjutnya, mengatakan bahwa junta Myanmar kerap melanggar berbagai janji yang sudah disepakati. Junta Myanmar disebut terkesan berkomitmen atas suatu hal, namun tindakan yang dilakukan setelahnya bertolak belakang dengan komitmennya.
Oleh karenanya, para menlu ASEAN sepakat bahwa Myanmar tidak akan diwakili oleh level politik dalam berbagai pertemuan mendatang. Jika tidak ada perubahan berarti dalam isu Myanmar sampai KTT pada November mendatang, maka para menlu akan merekomendasikan kepada pemimpin negara-negara ASEAN mengenai langkah apa saja yang harus dilakukan ke depan.
"Untuk bantuan kemanusiaan ke Myanmar akan terus dilakukan karena menyangkut kepentingan rakyat Myanmar," sebut Menlu Retno.
Baca: Bukan Toko Omong Kosong, ASEAN Akan Tingkatkan Tekanan ke Myanmar
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News