Kawshigan tidak terima hanya dianggap sebagai teman oleh perempuan yang ia suka, yakni Nora Tan Shu Mei. Menurut dokumen Pengadilan Tinggi Singapura, Kawshigan mengajukan tuntutan karena penolakan Mei menyebabkan ia mengalami trauma dan penurunan pendapatan.
“Kawshigan mengenal Mei sejak 2016. Ia melihat Mei sebagai orang yang berpotensi menjadi pasangannya, tapi di 2020, ia sadar Mei tidak menyukainya,” demikian diberitakan Koreaboo, Rabu 18 Oktober 2023.
Bukan Tuntutan Pertama
Namun, ini hanya salah satu dari dua tuntutan yang ia ajukan terhadap Mei. Sebelumnya, Kawshigan telah mengajukan kasus terpisah di Pengadilan Magistrate Singapura atas tuduhan yang sama dengan nilai Rp266 juta.Dalam gugatan itu, Kawshigan menuduh Mei melanggar penawaran yang dia buat. Penawaran tersebut meliputi menawarkan ruang untuk berbagi inspirasi, perjuangan dan pencapaian, serta bertemu atas ketersediaan bersama, lebih dari sekadar minum kopi.
.jpg)
Ilustrasi. Foto: Pexels
Dugaan Pemaksaan
Sementara itu, Mei menganggap gugatan tersebut adalah bentuk penyalahgunaan proses karena memiliki motif lain, yaitu memaksanya untuk mengikuti keinginan Kawshigan. Mei mengatakan, Kawshigan bahkan muncul di depan rumahnya bersama seorang perempuan pada Juli 2022, walaupun sudah diminta pergi.Lebih lanjut, Mei mengungkapkan bahwa Kawshigan juga datang ke tempat kerja Mei untuk mencarinya akhir bulan itu, tetapi Mei tidak ada di sana. Akibatnya, Mei memasang pintu digital, sensor alarm sirine, dan bel pintu video pintar untuk berjaga-jaga.
Gugatan Dibatalkan Pengadilan
Gugatan pertama akhirnya dibatalkan karena penyalahgunaan proses peradilan pada Januari 2023. Pengadilan kemudian memerintahkan Kawshigan untuk menanggung biaya hukum Mei.Kasus ini sontak menarik perhatian publik Singapura. Mereka sangat mengkritik pola pikir regresif di balik tuntutan hukum Kawshigan. Pasalnya di antara negara-negara Asia, Singapura memiliki tingkat kesetaraan gender tertinggi kedua.
Selain itu, sebuah grup yang menegakkan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender di Singapura, Aware Singapore, turut buka suara atas kasus ini.
“Perempuan tidak berhutang waktu atau perhatian pada pria, apalagi pertemanan, cinta, kegiatan seksual, atau emosional. Upaya untuk menuntut atau memaksa hal-hal tersebut melalui jalur hukum atau lainnya dapat dianggap sebagai pelecehan,” kata Aware Singapore.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News