Jakarta: Tidak akan ada dampak yang terlalu signifikan di Timur Tengah pascakematian pemimpin kelompok pejuang Palestina Hamas, Ismail Haniyeh, menurut pengamat Timur Tengah Smith Alhadar.
Menurutnya, Israel diyakini segera mendeklarasikan kemenangannya di Jalur Gaza usai kematian Haniyeh, dan sebagian besar masyarakat global kemungkinan akan menerimanya.
Dalam keterangan tertulis kepada Medcom.id pada Rabu, 31 Juli 2024, Smith mengatakan publik Israel mungkin akan puas dengan berakhirnya perang di Gaza, namun mereka akan tetap mencoba menjatuhkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui jeratan kasus korupsi.
“Untuk itu, bisa jadi Netanyahu akan membuka front perang baru di Lebanon untuk mempertahankan kekuasaan,” ujar Smith.
“Kebetulan publik Israel juga mendukung perang berskala penuh dengan Hizbullah,” sambungnya.
Dalam beberapa hari terakhir, ketegangan antar Israel dan Hizbullah asal Lebanon meningkat, terutama setelah terjadinya serangan roket yang menewaskan 12 orang di Dataran Tinggi Golan pada akhir pekan kemarin,
Menuduh Hizbullah sebagai pelakunya, Israel pun melancarkan serangan balasan ke Beirut, Lebanon. Hizbullah membantah terlibat dalam serangan di Golan.
'Ongkos Politik'
Smith menilai kematian Haniyeh dapat diterima sebagian besar komunitas global sebagai sebuah ‘ongkos politik’ dalam mengakhiri perang di Gaza.
Oleh karenanya, kematian tersebut tidak akan berdampak luas, baik di Timur Tengah atau kawasan lain.
“Dampak perang lebih luas tidak akan terjadi, sepanjang darah Haniyeh dibayar dengan gencatan senjata permanen di Gaza,” sebut Smith.
Ismail Haniyeh dikonfirmasi Hamas telah tewas dalam serangan di Teheran, Iran pada Rabu ini. Salah satu pengawal Haniyeh juga tewas dalam serangan tersebut.
Baca juga: Pengamat: Israel Akan Deklarasikan Kemenangan di Gaza usai Kematian Haniyeh
Cek Berita dan Artikel yang lain di