Ketua UMNO Ahmad Zahid Hamidi (kiri) bersama Menteri Besar Hasni Mohammad (kanan). Foto: The Star
Ketua UMNO Ahmad Zahid Hamidi (kiri) bersama Menteri Besar Hasni Mohammad (kanan). Foto: The Star

Barisan Nasional Menang Pemilu Johor, Makin Perkuat Kekuasaan di Malaysia

Medcom • 14 Maret 2022 11:15
Johor Bahru: Koalisi penguasa pemerintahan Malaysia, Barisan Nasional (BN), memenangkan pemilihan umum (Pemilu) negara bagian Johor, Sabtu, 12 Maret 2022. Perolehan drastis ini dapat mendorong Pemilu Parlemen lebih awal.
 
Dipimpin partai terbesar Malaysia, Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO), BN memenangkan 40 kursi dalam 56 kursi parlemen setelah lebih dari setengah pemilih Johor memberikannya mayoritas suara berjumlah dua pertiga untuk majelis legislatif negara bagian.
 
Petahana Menteri Besar Hasni Mohammad, yang diperkirakan akan kembali dilantik sebagai kepala menteri, menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat. Ia menyebut rakyat telah memilih stabilitas. 

“Saya mengimbau seluruh pemilih, baik yang memilih BN atau sebaliknya, untuk bersama-sama dengan saya demi masa depan Johor,” ucapnya, dikutip dari The Straits Times, Senin, 14 Maret 2022.
 
Sebagian besar sisa kursi diambil oleh Pakatan Harapan (PH), di mana 10 dari 12 kursi yang didapatkannya diisi oleh Partai Aksi Demokrat.
 
Sementara itu, Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin oposisi Anwar Ibrahim hanya memenangkan satu kursi. Hasil ini mengulang perolehan buruk partai tersebut dalam Pemilu, sebagaimana terjadi sebelumnya pada Pemilu Melaka dan Sarawak. Kepemimpinannya dalam koalisi PH pun dipertanyakan publik.
 
Pakta Perikatan Nasional (PN) juga bernasib buruk, dengan hanya memenangkan tiga kursi meskipun dipimpin oleh mantan perdana menteri dan tokoh Johor, Muhyiddin Yassin.
 
Sementara itu, Tan Sri Muhyddin menerima kekalahannya.
 
“Saya siap mengundurkan diri kapanpun jika partai memutuskan saya harus meninggalkan (jabatan),” kata Tan dalam konferensi pers Sabtu malam.
 
Direktur BowerGroup Asia, Adib Zalkapli, menyebut ramainya keikutsertaan pihak oposisi dalam Pemilu mendorong kemenangan telak BN.
 
Selain partai-partai yang tergabung dalam PN, setidaknya empat partai oposisi lain mencatatkan debutnya dalam Pemilu Johor.
 
Walau bekerja sama dengan PH, Aliansi Demokrasi Bersatu Malaysia bersaing dengan Datuk Seri Anwar dari PKR dalam beberapa ruang.
 
Parti Pejuang Tanah Air pimpinan mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad meraih 42 kursi, memecah suara oposisi dengan partai-partai PH. Partai Warisan, yang dipimpin oleh mantan Ketua Menteri Sabah Shafie Apdal, memperebutkan enam kursi.
 
Semua partai oposisi baru tersebut kembali dengan tangan kosong, kecuali Muda yang memenangkan satu kursi dan tidak diperebutkan oleh PH.
 
Kemenangan telak Umno di tempat berdirinya menyusul perolehan mayoritas suara oleh BN dalam Pemilu Melaka, yakni dua pertiga pada November tahun lalu.
 
Mantan Perdana Menteri Najib Razak memimpin kampanye Johor yang menuai kemenangan. Perannya dalam skandal 1Malaysia Development Berhad diketahui berkontribusi pada kekalahan PH pertama kali pada Pemilu 2018. Ia kini tengah mengajukan banding atas tuduhan korupsi terkait dana negara.
 
Ketua UMNO Ahmad Zahid Hamidi memuji Najib sebagai manajer kampanye, meski tidak memiliki jabatan resmi dalam partai, dan menyebut kemenangan yang diperoleh sebagai “hadiah” untuk sang mantan perdana menteri. 
 
Dengan perolehan kemenangan ini, pemimpin UMNO yang sepandangan dengan Najib kemungkinan akan mendesak rekan partai dan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob untuk membubarkan Parlemen, kemudian melaksanakan Pemilu lebih awal, tepatnya paruh kedua tahun ini.
 
“Bubarkan Parlemen,” seru pendukung BN kepada Datuk Seri Ismail saat kemenangan BN diumumkan.
 
Pemilu selanjutnya dilaksanakan pertengahan 2023 namun pemerintahan yang saat ini dibentuk BN dan PN hanya menduduki mayoritas empat kursi dalam Parlemen.
 
Beberapa pemimpin UMNO meyakini pemilihan lebih awal akan menyebabkan kekuatan partai yang lebih dan mengurangi ketergantungan pada dukungan dari PN, yang memiliki hubungan renggang dengannya.
 
Dia menambahkan bahwa PH sekarang perlu mengubah strategi kampanyenya, setelah gagal di Johor.  Koalisi tidak bisa lagi “bernostalgia” tentang kemenangan bersejarahnya pada pemilihan 2018. (Kaylina Ivani)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan