Rusia beberkan dugaan operasi laboratorium Amerika Serikat (AS). Foto: AFP
Rusia beberkan dugaan operasi laboratorium Amerika Serikat (AS). Foto: AFP

Kedubes Rusia Beberkan Dugaan Operasi Laboratorium AS di Ukraina

Fajar Nugraha • 16 Maret 2022 18:04
Jakarta: Kedutaan Besar Rusia di Jakarta memaparkan mengenai dugaan keberadaan lebih dari 30 laboratorium biologi beroperasi di wilayah Ukraina sejak 2014. Menurut pihak kedubes dalam keterangannya menyebutkan ada tiga bidang penelitian yang dilakukan laboratorium-laboratorium itu.
 
Pihak Kedubes Rusia mengatakan dengan dukungan pemerintah dan keuangan AS, sebuah jaringan yang terdiri dari 30 laboratorium biologi beroperasi di wilayah Ukraina sejak tahun 2014. Laboratorium-laboratorium itu bertujuan meneliti penyakit-penyakit mematikan, patogen, dan virus yang sangat berbahaya. Penelitian tersebut dipesan oleh Defense Threat Reduction Agency di bawah Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS).
 
Dalam keterangan yang diperoleh Medcom.id dari Kedubes Rusia, Rabu 16 Maret 2022, totalnya ada tiga bidang penelitian:

1. Sesuai pernyataan Pentagon, mereka melakukan pemeriksaan kondisi biologis di wilayah yang digunakan untuk penempatan pasukan negara-negara NATO.
2. Secara reguler, mereka mengumpulkan dan membawa jenis-jenis mikroorganisme berbahaya ke AS.
3. Mereka juga melaksanakan penelitian agen-agen senjata biologis dengan penyakit, yang bersifat khusus untuk wilayah tersebut, memiliki wabah-wabah alam, dan dapat menginfeksi manusia.
 
“Selama operasi militer khusus Rusia di Ukraina, pegawai-pegawai laboratorium tersebut memberikan dokumen kepada pihak Rusia yang membuktikan pengeliminasian secara segera segala informasi terkait program biologi milter oleh pihak AS di wilayah Ukraina dan didanai oleh Kementerian Pertahanan AS,” sebut laporan dari Kedubes Rusia di Jakarta.
 
“Sejak 24 Februari 2022, Kementerian Kesehatan Ukraina telah memberikan arahan supaya semua agen biologi yang ada di laboratorium dihilangkan. Keadaan ini menegaskan bahwa Washington dan Kyiv sangat takut bahwa para pakar Rusia akhirnya mendapat bukti tak terbantahkan berupa dokumen-dokumen tentang upaya meningkatkan sifat patogen mikroorganisme dengan penggunaan metode biologi sintetis,” imbuh laporan ini.
 
“Hal ini, sebagaimana yang telah Moskow ingatkan berkali-kali, memperlihatkan bahwa Ukraina dan AS adalah negara yang secara sistematis melanggar Konvensi tentang Pelarangan Pengembangan, Produksi dan Penimbunan Senjata Bakteriologi (Biologi) dan Racun dan tentang Pemusnahannya,” tegas laporan tersebut.
 
“Yang menarik perhatian khusus adalah proyek yang bernama ‘UP-4’. Tujuan proyek itu adalah menentukan penyakit burung yang paling berbahaya dan amat berpotensi mendestabilisasi suasana epidemiologi di wilayah tertentu selama jangka waktu yang pendek,” kata laporan itu.
 
Isi dari laporan Kedubes Rusia juga menyebutkan bahwa salah satu tujuan lain adalah penelitian jalur-jalur migrasi burung untuk menentukan yang mana melewati wilayah Rusia dan tidak memengaruhi negara-negara Eropa. Dua hal itu dibuktikan oleh fakta adanya penangkapan burung di wilayah Rusia kemudian diangkut ke Ukraina serta memonitor rute perjalanan pulang mereka. Selain itu, selama penelitian para ahli menentukan tempat-tempat kumpul burung di mana mereka dapat ditulari oleh patogen yang paling berbahaya.
 
Pelaksanaan penelitian semacam itu menurut Kedubes membuktikan bahwa para ahli biologi militer AS dan Ukraina hendak memakai burung sebagai senjata penularan massal. Pendekatan itu adalah salah satu yang nekat, tidak berperikemanusiaan, dan sangat tidak bertanggung jawab cara berperang.
 
Menurut mereka, dengan meluncurkan ‘senjata hidup’ itu, para penciptanya tentu akan hilang kontrol sehingga akan mengakibatkan epidemi, tidak hanya di negara-negara bekas Uni Soviet saja, tetapi juga di negara-negara Eropa Barat. Kekhawatiran khusus ditimbulkan oleh fakta pelaksanaan eksperimen-eksperimen seperti ‘UP-4’ di dekat wilayah-wilayah berpenduduk padat negara-negara Eropa, yaitu sekutu AS, akan tetapi pihak AS justru mengabaikan keamanan mereka.
 
Dokumen lain yang diduga ditemukan Kementerian Pertahanan Rusia menjelaskan bahwa para ahli Ukraina mengirimkan sampel-sampel biomateri secara reguler kepada orang-orang dan organisasi di luar negeri yang berminat. Di antaranya bukan pembawa penyakit saja, tetapi juga serum darah etnis Slavia. Hal ini menunjukkan bahwa para ahli laboratorium AS di Ukraina mengadakan penelitian tentang pengaruh patogen terhadap manusia berdasarkan faktor ras dan etnis. Ini juga bisa membuktikan minat Pentagon untuk menciptakan senjata biologis yang bertindak secara selektif dan bertujuan pada kelompok etnis tertentu (senjata melawan etnis).
 
Selain itu, dokumen-dokumen tersebut membuktikan fakta bahwa Jerman juga melaksanakan program biologi milter sendiri di Ukraina. Tujuannya adalah penelitian di wilayah Eropa Timur terhadap potensi penyakit mematikan seperti demam berdarah Krimea-Kongo.
 
Dalam rangka pekerjaan tersebut, Institut Obat Tropis Bernard Nocht di Jerman bekerja sama dengan Pusat Kesehatan Umum Kementerian Kesehatan Ukraina di mana pihak Ukraina diwajibkan mengirim sampel-sampel darah etnis Slavia dari wilayah-wilayah berbeda Ukraina. Di sisi lain, para ahli Jerman mengunjungi rumah-rumah sakit di Kiev, Odessa, dan Lviv secara reguler untuk mempelajari ciri khas penyakit penduduk setempat. Proyek tersebut didanai oleh Kementerian Luar Negeri dan Bundeswehr Jerman.
 
Tindakan Jerman yang sebelumnya tidak diketahui masyarakat umum membawa ancaman seperti halnya eksperimen biologis AS dan harus diteliti secara terperinci.
 
Pengungkapan dokumen-dokumen tentang kegiatan AS di Ukraina membuat heboh media internasional. Wakil Menlu AS Victoria Nuland dalam pidatonya di Kongres AS terpaksa mengakui adanya laboratorium-laboratorium AS di Ukraina meski menolak tuduhan tentang penciptaan senjata pemusnahan massal yang dilarang di dalamnya.
 
Sementara Menlu Tiongkok Wang Yi menyatakan keprihatinan terhadap sifat tidak manusiawi program biologi militer AS dan menuntut Washington untuk mengungkapkan informasi tentang tujuan, misi, dan isinya serta menyampaikan inisiatif untuk melakukan inspeksi internasional terhadap objek-objek biologi militer AS. Media konservatif AS menuntut penutupan segera semua laboratorium biologi AS di luar negeri. Misi Rusia untuk PBB mengemukakan perkara tentang diperlukannya penelitian internasional terhadap program biologi militer AS.
 
Dokumen-dokumen yang diungkapkan membuktikan secara nyata fakta penciptaan senjata biologis jenis baru di laboratorium-laboratorium Ukraina oleh AS.
 
Kegiatan biologi militer AS di Ukraina melanggar Konvensi tentang Pelarangan Pengembangan, Produksi dan Penimbunan Senjata Bakteriologi (Biologi) dan Racun dan tentang Pemusnahannya, dan merupakan ancaman nyata terhadap keamanan biologi, tidak hanya untuk Rusia saja, tetapi juga untuk negara-negara Eropa Timur dan Tengah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan