Swiss Agency for Development & Cooperation (SDC), Erik Kjaergaard menekankan tantangan dalam mengintegrasikan berbagai teknologi peringatan dini menjadi satu aplikasi yang seragam. Hal ini disampaikannya melalui “Strengthening Disaster Preparedness through Science Technology, and Innovation” dilakukan di JIEXPO pada Kamis, 12 September 2024.
Meski, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa perbedaan wilayah, teknologi, dan pendanaan membuat penerapan sistem tunggal sulit.
“Membangun sistem peringatan dini yang efektif sangat sulit karena adanya perbedaan teknologi, pendanaan, dan wilayah. Saat ini, ada banyak pendekatan, dan kita harus realistis bahwa satu solusi terpadu mungkin belum bisa dicapai. Kita perlu mendorong inovasi dan hidup dengan ketidakpastian,” kata Kjaergaard.
“Sistem peringatan dini penting karena ada berbagai ilmu yang mendukungnya. Pengalaman dari negara lain menunjukkan bahwa ini bukan tugas yang mudah,” tegas Kjaergaard.
Namun, digitalisasi memainkan peran penting dalam strategi kerjasama internasional. Kemajuan teknologi digital memungkinkan analisis data yang lebih mendalam, yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan dan perencanaan strategis yang lebih baik.
President KORIKA, Collaborative Research and Industrial Innovation in Artificial Intelligence, Prof. Hammam Riza juga memberikan contoh implementasi dari integrasi teknologi ini dapat dilihat pada sistem peringatan dini tsunami di Indonesia, berbagai sensor, seperti sensor gempa dan sensor laut, dikombinasikan untuk memberikan peringatan dini yang lebih akurat.
“Pengalaman terbaik kami adalah saat membangun sistem peringatan tsunami level 1 di Indonesia. Dalam sistem ini, kami memanfaatkan berbagai sensor, seperti sensor gempa dari BMKG dan sensor khusus untuk mendeteksi tsunami. Proyek ini kami kerjakan bersama Iguana Kundi pada saat itu,” ujar Riza.
Meskipun tantangan besar masih ada, terutama dalam menggabungkan semua data dari berbagai sensor dan agensi, upaya terus dilakukan untuk membuat sistem ini interoperable.
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News