Rupanya negara tetangga Indonesia itu sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19. Lonjakan kasus dikabarkan sampai mengancam sistem kesehatan Malaysia.
Malaysia sejauh ini telah melaporkan lebih dari 138.000 kasus virus dan 555 kematian. Sementara rata-rata harian menunjukkan penambahan kasus Covid-19 mencapai 2.000.
"Sultan Abdullah setuju untuk mengumumkan keadaan darurat hingga 1 Agustus, menyusul permintaan dari Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dalam pertemuan Senin," demikian keterangan Istana Negara, melansir AFP.
Namun, keputusan status keadaan darurat nasional ini memicu isu lain. Pemerintah yang memimpin Negeri Jiran saat ini dinilai berambisi tetap berkuasa.
Keadaan darurat nasional dianggap sebagai langkah mempertahankan kekuasaan Muhyiddin. Pasalnya pemberlakuan status keadaan darurat nasional membuat parlemen dan kegiatan politik seperti pemilihan lokal ditangguhkan.
"Deklarasi keadaan darurat tampaknya seperti upaya lain Muhyiddin mempertahankan kekuasaan, memblokir pemilihan dan menghapus pengawasan parlemen, daripada menangani pandemi secara serius," kata Josef Benedict dari Civicus, aliansi global organisasi masyarakat sipil dan aktivis di Twitter.
Sementara, Marina Mahathir, aktivis dan putri mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, menyebut deklarasi status keadaan darurat nasional ini adalah 'deklarasi kegagalan'.
“Kegagalan menangani pandemi, kegagalan pemerintahan, kegagalan peduli pada masyarakat,” tulisnya di Twitter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id