Menlu Retno Marsudi di Mahkamah Internasional (ICJ). Foto: UNTV
Menlu Retno Marsudi di Mahkamah Internasional (ICJ). Foto: UNTV

Menlu Retno Ungkap Arti Kenakan Keffiyeh dan Bros Kupu-kupu saat Bicara di ICJ

Marcheilla Ariesta • 29 Februari 2024 15:24
Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan sengaja memakai keffiyeh saat menyampaikan pernyataan lisan di Mahkamah Internasional (ICJ) pada Jumat, 23 Februari 2024. Saat itu, Retno memang berkalung keffiyeh yang merupakan ciri khas Palestina.
 
"Saya sengaja memakai keffiyeh sebagai lambang dukungan untuk Palestina," ucap Menlu Retno saat berbicara di kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024.
 
Selain memakai keffiyeh, Menlu Retno juga mengenakan bros kupu-kupu. Retno menuturkan, kupu-kupu adalah lambang kebebasan.

"Jadi apa yang saya pakai saat itu, saya benar-benar memaknainya," tegas Retno.
 
Pada 23 Februari lalu, Menlu Retno diminta menyampaikan pernyataan lisan di ICJ terkait pendudukan dan penjajahan Israel di Palestina.
 
Menlu Retno menegaskan, Indonesia tidak menerima adanya pendudukan ilegal di tanah Palestina.
 
"Mengingat sifat pendudukan yang ilegal, penarikan mundur pasukan Israel harus dilakukan tanpa syarat, tanpa negosiasi. Pasukan Israel harus mundur sekarang. Saya ulangi, mundur sekarang!" kata Retno dalam pernyataan lisannya di ICJ.
 
Ia menegaskan, ICJ harus menyatakan bahwa pendudukan Israel secara keseluruhan adalah ilegal. "Kita juga perlu memastikan situasi ilegal ini harus diakhiri," tegasnya.
 
Dalam pernyataannya, Retno menegaskan bahwa Israel tidak memiliki niat untuk menghormati, bahkan mematuhi kewajiban hukum internasional. Ia juga mengutip pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengatakan, 'tidak ada yang akan menghentikan kita'.
 
Retno menuturkan, hal tersebut terlihat dari yang terjadi saat ini di Gaza. Aksi Israel di Gaza terus berlanjut, bahkan serangan meluas hingga ke Rafah.
 
"Tampaknya, kematian hampir 30 ribu jiwa tidak cukup bagi Israel, karena mereka sudah hampir melancarkan serangan lagi terhadap Rafah, yang merupakan satu-satunya pintu gerbang bantuan kemanusiaan ke Gaza," ujar Retno.
 
"Tidak ada negara yang boleh diberi kebebasan untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan terhadap negara yang lebih lemah," kata Retno.
 
"Inilah sebabnya kita mempunyai hukum internasional," pungkas Menlu Retno.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan