Presiden AS Joe Biden hadir dalam KTT ASEAN/AFP
Presiden AS Joe Biden hadir dalam KTT ASEAN/AFP

Biden Pimpin Delegasi AS untuk Hadiri KTT ASEAN

Marcheilla Ariesta • 26 Oktober 2021 08:03
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan hadir dalam pertemuan puncak virtual dengan ASEAN pada Selasa, 26 Oktober 2021. Untuk pertama kalinya dalam empat tahun Washington akan terlibat lagi dengan blok di kawasan Asia Tenggara.
 
Biden menganggap ASEAN sebagai kunci strategi untuk melawan Tiongkok.
 
Kedutaan Besar AS di Brunei Darussalam mengatakan, Biden akan memimpin delegasi AS untuk KTT ASEAN-Amerika Serikat, yang merupakan bagian dari serangkaian pertemuan para pemimpin ASEAN pekan ini.

AS belum bergabung dalam pertemuan tingkat kepresidenan sejak pendahulu Biden, Donald Trump, menghadiri pertemuan ASEAN-AS di Manila pada 2017.
 
Analis mengatakan, pertemuan Biden dengan ASEAN mencerminkan upaya pemerintahannya untuk melibatkan sekutu dan mitra dalam upaya kolektif melawan Tiongkok.
 
Sementara itu, ASEAN mengharapkan Biden untuk fokus pada kolaborasi distribusi vaksin covid-19, perubahan iklim, rantai pasokan, dan infrastruktur.
 
Baca juga: Presiden Jokowi Dipastikan Hadir di KTT ASEAN, G20 dan COP26
 
Biden diharapkan untuk meyakinkan ASEAN bahwa fokus AS pada keterlibatan dengan India, Jepang, dan Australia dalam format Quad, serta kesepakatan memasok kapal selam bertenaga nuklir ke Australia, tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran sentralitas ASEAN di kawasan itu.
 
Edgard Kagan, direktur senior untuk Asia Timur di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menekankan, Washington tidak melihat Quad sebagai 'NATO Asia" dan tidak dimaksudkan untuk bersaing dengan ASEAN.
 
Menurutnya, AS memiliki kepentingan untuk bekerja dengan ASEAN memastikan ketahanan rantai pasokan, dan iklim. "Dan mengatasi tantangan bersama pada masalah maritim," katanya, yang jelas untuk klaim Tiongkok di Laut China Selatan.
 
"Ini jadi pertemuan pertama Biden dengan para pemimpin ASEAN sebagai presiden. Jadi dia ingin meyakinkan mereka bahwa Asia Tenggara penting bagi pemerintahannya," ujar pengamat Center for Strategic and International Studies (CSIS), Murray Hiebert.
 
Pertemuan ASEAN akan berlangsung tanpa pemimpin militer Myanmar Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintahan sipil pada 1 Februari lalu. Pengecualian ini dianggap 'langka' dilakukan untuk ASEAN yang dikenal tidak campur tangan politik dalam negeri dari negara anggotanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan