Menurut keterangan seorang WNI bernama Fransiska Renatta, kekacauan ini kemungkinan diakibatkan ketidaksiapan panitia dan juga perilaku kurang tertib dari sebagian pemilih.
"Rusuh banget, dari awal antreannya enggak jelas," kata Fransiska Renatta atau akrab disapa Rere dalam pesan singkat kepada Medcom.id.
"Situasinya parah. Orang-orang enggak taat aturan, plus panitianya juga enggak siap," sambungnya.
Rere menambahkan bahwa beberapa orang terpantau menjebol pagar pembatas di lokasi pencoblosan. Menurutnya, penumpukan WNI dan kekacauan ini juga disebabkan berubahnya pengaturan tempat pencoblosan di Kuala Lumpur.
"Dari sebelumnya di tiga tempat, kini digabungkan di satu lokasi," ucap Rere.
Keterangan serupa dilontarkan WNI bernama Viktor Maulana. Ia mengaku melihat ada begitu banyak orang yang berdesak-desakan di WTC Kuala Lumpur, walau gedung tempat TPSLN itu dibuat relatif luas dan besar.
"Banyak yang berdesak-desakan ingin masuk. Padahal lokasinya di hall yang besar dan tiga lantai," tutur Viktor.
Berdasarkan data dari organisasi Migrant Care, terdapat setidaknya 441.152 Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN) di Malaysia. Dari tahun ke tahun, Malaysia hampir selalu menjadi negara dengan jumlah WNI terbesar.
Konsentrasi WNI terbanyak lainnya yang masuk dalam DPTLN berada di Taiwan, Hong Kong, dan Singapura.
Baca juga: Pelaksanaan Pemilu RI di Turki Dapat Dukungan dari Pemerintah Setempat
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News