Polisi Myanmar mengarahkan laras panjangnya ke pedemo penentang kudeta. Foto: AFP
Polisi Myanmar mengarahkan laras panjangnya ke pedemo penentang kudeta. Foto: AFP

Jurnalis Myanmar Ditangkap oleh Militer dari Rumahnya

Wahyu Dwi Anggoro • 02 Maret 2021 13:47
Yangon: Seorang reporter Myanmar diserang di rumahnya dan ditahan oleh militer. Kekerasan terhadap jurnalis terjadi setelah pedemo berhari-hari melakukan tindakan keras oleh junta terhadap pengunjuk rasa antikudeta.
 
Militer Myanmar telah meningkatkan tindakan kerasnya ketika berusaha untuk memadamkan pemberontakan melawan pemerintahannya. Mereka mengerahkan gas air mata, peluru karet dan semakin banyak peluru tajam.
 
Para jurnalis mendapati diri mereka menjadi sasaran polisi dan tentara ketika mereka mencoba menangkap kerusuhan di jalanan. Dalam beberapa hari terakhir, beberapa telah ditangkap, termasuk seorang fotografer Associated Press di Yangon.

Reporter Democratic Voice of Burma (DVB) menyiarkan langsung serangan Senin malam di gedung apartemennya di kota Myeik saat dia memohon bantuan.
 
Beberapa jam kemudian, DVB mengatakan di Twitter bahwa reporter Kaung Myat Hlaing telah dibawa dari rumahnya oleh pasukan keamanan.
 
"DVB tidak tahu ke mana dia dibawa, dan otoritas militer mana yang membawanya," kata pernyataan itu, seperti dikutip AFP, Selasa 2 Maret 2021.
 
DVB menambahkan bahwa laporan terbaru Kaung Myat Hlaing adalah tentang tindakan keras militer akhir pekan di Myeik, serta pada demonstrasi Senin.
 
Suara keras terdengar selama siaran langsung Kaung Myat Hlaing, yang diselenggarakan di halaman Facebook resmi DVB.
 
"Jika Anda menembak seperti ini, bagaimana saya akan turun?" dia berteriak pada pasukan keamanan di luar.
 
DVB, sebuah organisasi berita terkenal di Myanmar, dimulai sebagai outlet media pengasingan selama junta sebelumnya. Mereka menyiarkan laporan tanpa sensor di TV dan radio.
 
Setelah memegang kekuasaan selama 49 tahun, kediktatoran militer melonggarkan cengkeramannya pada tahun 2011, dan DVB pindah ke Myanmar pada tahun berikutnya.
 
Outlet tersebut menuntut pada Selasa agar militer membebaskan Kaung Myat Hlaing, serta jurnalis lainnya yang ditahan sejak kudeta 1 Februari.
 
"Mereka semua melakukan pekerjaan profesional mereka sebagai jurnalis," tegas Hlaing.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAH)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan