Suu Kyi dan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) digulingkan oleh militer dalam kudeta Februari yang memicu pemberontakan massal dan tindakan brutal junta terhadap rakyat yang melakukan protes.
Peraih Nobel yang berusia 76 tahun itu berada di bawah tahanan rumah sejak itu. Pertemuan dengan pengacaranya dan kehadiran di pengadilan satu-satunya penghubungnya dengan dunia luar.
“Dia mengaku tidak bersalah atas tuduhan penghasutan,” kata pengacaranya Khin Maung Zaw.
“Dia tampaknya dalam keadaan sehat, seminggu setelah dia melewatkan sidang terpisah karena dia merasa tidak sehat,” tuturnya, seperti dikutip AFP, Selasa 21 September 2021.
Setiap dakwaan diperkirakan memberikan ancaman penjara maksimal tiga tahun. Pada kesempatan sama, Presiden terguling Win Myint juga mengaku tidak bersalah atas hasutan.
Khin Maung Zaw menambahkan, pengadilan mendengar kesaksian penuntutan bahwa Suu Kyi melanggar pembatasan virus korona selama pemilihan yang partainya menang telak tahun lalu.
Bulan depan dia akan menghadapi persidangan baru atas tuduhan korupsi, dan dia juga didakwa melanggar undang-undang kerahasiaan era kolonial, meskipun ini juga belum dibawa ke pengadilan.
Pemerintah NLD-nya digulingkan oleh militer karena dugaan kecurangan pemilih selama pemilihan 2020, di mana ia mengalahkan partai politik yang bersekutu dengan para jenderal.
Pasukan keamanan telah membunuh lebih dari 1.100 warga sipil sejak kudeta, menurut kelompok pemantau lokal. Militer mengatakan jumlah korban jauh lebih rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News