Demonstrasi di penjara Insein dipicu mewabahnya Covid-19 di kalangan narapidana dan sipir. Para narapidana meminta militer Myanmar lebih memperhatikan nasib mereka di tengah ancaman Covid-19.
Dalam beberapa video dari luar area penjara Insein, suara protes menentang kinerja pemerintahan militer Myanmar terdengar jelas.
"Akhiri kediktatoran! Mari mulai protes! revolusi harus berjaya," seru para pedemo, dilansir dari laman Al Jazeera, Sabtu, 24 Juli 2021.
Grup aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan bahwa aksi protes di penjara Insiden berawal dari blok narapidana perempuan. Beberapa sipir penjara mendukung unjuk rasa tersebut.
Namun sejumlah sipir menentang keras aksi tersebut, yang kemudian berunjuk pada bentrok.
"Kerusuhan terjadi di dalam penjara," kata Deputi Direktur Departemen Penjara Myanmar Chan Nyein Kyaw kepada media Myawaddy.
"Negosiasi telah berlangsung, dan pihak penjara menerima permintaan para narapidana," sambungnya.
Baca: Myanmar Krisis Covid-19 saat Dokter Sembunyi Takut Ditangkap Militer
Juru bicara penjara Insein Zaw Zaw mengatakan kepada media lokal bahwa aksi protes di kalangan narapidana telah berakhir damai.
Sebelumnya pada bulan ini, Myanmar telah membebaskan lebih dari 2.000 tahanan dari penjara Insein. Sebagian dari mereka adalah jurnalis dan warga yang pernah ikut serta dalam aksi protes menentang militer.
Militer Myanmar berusaha menstabilkan situasi pascakudeta, namun aksi protes rutin masih saja terjadi. Perseteruan terkait kudeta ini membuat penanganan Covid-19 di Myanmar cenderung terabaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News