Dino menuturkan, setelah pemerintah baru berkuasa, para negara sahabat akan kritis dengan kebijakan luar negeri Indonesia nantinya.
“Dunia internasional itu akan kritis pada kebijakan luar negeri Indonesia. Dan dalam enam bulan pertama, Indonesia harus merumuskan kebijakan luar negeri kita,” kata dia saat ditemui di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024.
"Antara Oktober 2024 dan Mei-Juni 2025, ada KTT ASEAN, ada APEC, ada (KTT) G20 dan lain sebagainya," sambung pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) ini.
Mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) ini menambahkan, berbagai pertemuan multilateral tersebut merupakan kesempatan bagi pemerintahan baru RI untuk menyampaikan konsep kebijakan luar negerinya.
Menurut Dino, dalam sembilan tahun terakhir, Indonesia "tidak bergeopolitik" walaupun berjalan di tengah globalisasi dan ekonominya kuat. Dan jika Prabowo Subianto menang, berdasarkan penghitungan KPU, ia menilai Indonesia akan ikut bergeopolitik.
Di tengah dinamika global saat ini dan mendatang, Dino berpendapat bahwa Pemerintah RI hasil Pemilu 2024 dituntut mahir dalam bernavigasi di antara kekuatan-kekuatan besar dunia.
"Yang penting kita harus punya strategi dari awal. Kalau tidak terlindas (oleh negara lain). Kita jadi reaktif aja kerjanya nanti," kata Dino.
Dino Patti Djalal baru dianugerahkan sebuah Penghargaan Order of Merit dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Penghargaan ini diberikan atas kontribusinya dalam menyerukan kebebasan Ukraina dalam perang Rusia-Ukraina.
Baca juga: Dukung Perdamaian Ukraina, Dino Patti Djalal Terima Penghargaan dari Zelensky
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
