Hal ini diungkapkannya dalam acara Peluncuran dan Diskusi Buku "Penerjemahan Bahasa Mandarin: Forum Diplomasi Ekonomi" yang diadakan secara daring pada Rabu, 13 Juli 2022.
Ia menambahkan, peranan Tiongkok di dunia makin penting, ekonominya meningkat menjadikan Bahasa Mandarin menjadi alat komunikasi bisnis.
“Tiongkok tidak lama lagi akan melampaui Amerika Serikat menjadi ekonomi pertama dunia," kata Duta besar RI untuk Uzbekistan periode 2010-2014 ini.
Dalam kaitannya dengan penerjemahan Asruchin mengatakan, penerjemah harus meningkatkan prakteknya. Mereka harus mempelajari budaya yang menjadi objek penerjemahannya, tidak bisa menerjemahkan sesuatu secara gamblang.
Ia mencontohkan, dalam Bahasa Mandarin terdapat kata ‘chi cu’ yang artinya ‘cemburu’, 'chi' artinya makan, dan 'cu' adalah cuka, tidak bisa diterjemahkan menjadi ‘makan cuka’.
Sementara itu, penulis buku Adinda N.V. Hutabarat, Ph.D menambahkan, dalam praktik penerjemahan Bahasa Mandarin, ada pengorbanan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
"Praktik latihan dengan native (penutur asli) selama 12 jam," ungkap lulusan S3 National Taiwan Normal University di Taipei ini.
Ia menjabarkan, setelah mendalami lebih dari 40 forum-forum diplomasi ekonomi yang diikuti oleh Presiden Joko Widodo, penerjemah bahasa Mandarin tidak hanya harus mampu menerjemahkan secara akurat.
“Tapi juga menggunakan ritme serta idiom yang dipakai , kalau tidak paham idiom maka pesan akan terlewatkan," ujar Alumni Sastra China Universitas Indonesia itu.
PT. Pustaka Obor Indonesia (POI) meluncurkan buku “Penerjemahan Bahasa Mandarin: Forum Diplomasi Ekonomi” di kantor POI Jakarta Pusat. Buku ditulis oleh Adinda N. V. Hutabarat, Ph.D.
“Buku ini adalah sumbangsih baru dan berkontribusi besar bagi kemajuan ilmu penerjemahan di Indonesia,” ujar Prof. M. R. Nababan, M.Ed., M.A, Ph.D., selaku Kepala Program S3 Linguistik, UNS Solo.
Sementara Dubes Asruchin menyampaikan, perkembangan peran diplomasi ekonomi Tiongkok yang terus meningkat, serta dengan penutur bahasa Mandarin total sebesar 1,5 miliar jika dibandingkan dengan penduduk dunia sekitar 7,5 miliar sudah tentu menjadi sangat penting.
Dubes Asruchin menambahkan buku karya Adinda ini menjadi sangat berguna sebagai referensi dan rujukan, bukan saja bagi dunia diplomasi ekonomi sebagaimana target utama penulis. Namun juga sangat membantu bagi masyarakat dari berbagai profesi, termasuk dunia akademis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News