"Menegaskan kembali bahwa ASEAN dan UE adalah mitra strategis dengan kepentingan bersama di kawasan yang damai, stabil, dan makmur, di mana hukum internasional dan tatanan internasional berbasis aturan dihormati dan ditegakkan, dan di mana perdamaian, keamanan, dan stabilitas dipertahankan," demikian pernyataan bersama para pemimpin ASEAN-UE yang diterima Medcom.id, Kamis, 15 Desember 2022.
"Termasuk melalui pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia, seperti kesetaraan gender dan kebebasan fundamental," sambung mereka.
Dalam kesempatan ini, para pemimpin juga menyambut pengadopsian Plan of Action to Implement EU-ASEAN Strategic Partnership (2023-2027) pada ASEAN Post-Ministerial Conference (PMC)+1 dengan EU yang diselenggarakan pada 4 Agustus 2022 di Phnom Penh, Kamboja.
Lebih lanjut, kata mereka, hubungan ini sekalian menegaskan kembali rasa saling menghormati prinsip-prinsip kedaulatan, keutuhan wilayah, kesetaraan, non-interferensi dan kemerdekaan politik semua bangsa.
Baca juga: Ingin Diandalkan, Uni Eropa Rayu ASEAN Jadi Mitra Ekonomi Utama
Hal tersebut sebagaimana dianut dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Deklarasi Prinsip-Prinsip Hukum Internasional tentang Hubungan Persahabatan dan Kerjasama antar Negara sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Piagam ASEAN, Perjanjian Uni Eropa, Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara (TAC), Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982 ), Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP) dan Strategi Kerjasama UE di Indo-Pasifik.
ASEAN-UE juga berbagi komitmen mendasar terhadap tatanan internasional berbasis aturan. Menurut para pemimpin, penghormatan dan pemajuan hukum internasional, termasuk Piagam PBB, sangat penting untuk menjaga perdamaian, mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia dan kebebasan fundamental, serta memajukan pembangunan berkelanjutan.
"ASEAN dan UE sama-sama percaya akan pentingnya memperkuat sistem multilateral berbasis aturan, termasuk melalui promosi multilateralisme yang efektif," kata mereka.
Para pemimpin mengatakan, kedua kawasan ini memiliki kepentingan bersama dalam memajukan hukum internasional dan norma serta standar internasional. Diharapkan, kepentingan bersama tersebut berkontribusi pada dunia yang damai, adil, dan sejahtera.
"Kami menegaskan kembali komitmen kami terhadap regionalisme dan multilateralisme, yang saling memperkuat dan berkontribusi pada perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran regional dan global," pungkas mereka.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News