"Saya pikir penting untuk dicatat bahwa perjanjian (AUKUS) September lalu dengan Inggris dan Australia merupakan tambahan untuk melengkapi pengaturan, kemitraan dan aliansi lain yang kita miliki di Indo-Pasifik, seperti halnya QUAD," kata Blinken dalam konferensi pers dengan media Indonesia di Jakarta, Selasa, 14 Desember 2021.
Ia mengatakan, kemitraan ini melibatkan banyak hal, termasuk kolaborasi dan kerja sama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, rantai pasokan, siber dan kecerdasan buatan.
"Apa yang kami lakukan di seluruh Indo-Pasifik dan di luar kota adalah membangun koalisi kemitraan," lanjutnya.
Blinken menekankan, fokus AUKUS berhubungan dengan pengembangan tenaga nuklir, bukan senjata nuklir.
"Tentu saja kami terbuka untuk berpartisipasi dengan negara lainnya. Jadi saya pikir, agenda kami berfokus pada bagaimana kita dapat bekerja sama secara efektif dengan koalisi negara-negara lain untuk memenuhi tantangan yang kita hadapi," ucapnya.
"Dan menangani secara efektif masalah yang berdampak pada kehidupan kita semua," lanjut dia.
AUKUS merupakan kemitraan keamanan untuk Indo-Pasifik yang akan membantu Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir AS dalam bentuk aliansi AUKUS. Kesepakatan itu membatalkan perjanjian kapal selam rancangan Prancis-Australia senilai USD40 miliar.
Baca: Inggris Kembali Tegaskan AUKUS Dapat Jaga Stabilitas Indo-Pasifik
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News