Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Foto. Dok. Kemenlu RI
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Foto. Dok. Kemenlu RI

INACEE 2021, Wadah Kerja Sama Indonesia dengan Negara Eropa Timur dan Tengah

Marcheilla Ariesta • 07 Oktober 2021 17:41
Jakarta: Pandemi covid-19 menyebabkan ekonomi dunia menurun. Perlu cara-cara inovatif untuk mempercepat pemulihan ekonomi di tengah pandemi ini.
 
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, salah satu cara untuk mempercepat pemulihan ekonomi adalah dengan menggali lebih dalam potensi yang belum dimanfaatkan. Karenanya, Indonesia mencari peluang kerja sama dengan negara-negara di Eropa Tengah dan Timur (CEE).
 
"Ini sangat penting untuk merevitalisasi hubungan perdagangan dan investasi serta meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara Eropa Tengah dan Timur," kata Retno dalam pembukaan Indonesia-Central and Eastern Europe (INACEE) Business Forum 2021, Kamis, 7 Oktober 2021.

Retno mengatakan, dalam kerja sama ini ada tiga prioritas yang menjadi fokus Indonesia.
 
"Pertama, memulihkan konektivitas dan pergerakan global untuk layanan barang dan orang. Indonesia dan negara CEE harus berkolaborasi dalam mengembangkan pendekatan teknis untuk menjaga konektivitas dan membangun rantai pasokan yang lebih tangguh," seru Retno.
 
Menurutnya, perjalanan internasional harus menjadi prioritas kerja sama Indonesia dan CEE. Retno mengatakan, hal tersebut bisa dimulai dengan menjajaki pembentikan pengaturan Koridor Perjalanan untuk para pelancong bisnis penting.
 
Nantinya, pengaturan tersebut akan diberlakukan ke wisatawan. Menurutnya, yang penting dalam hal ini adalah pengakuan bersama kita atas sertifikat vaksin dan pedoman perjalanan untuk pergerakan orang antara Indonesia dan negara CEE.
 
"Kedua, mengeksplorasi potensi yang belum dimanfaatkan dalam hubungan perdagangan kita," ujar Retno.
 
Menurutnya, meskipun berada di tengah pandemi, total perdagangan Indonesia dan 20 negara CEE mencapai USD4,31 miliar (setara Rp61,1 triliun) pada Januari-Juli 2021. Angka tersebut tumbuh 25,57 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
 
Namun, kata Retno, angka tersebut hanya menyumbang sekitar 2 persen dari keseluruhan perdagangan Indonesia selama periode tersebut. Dan hanya 0,01 persen dari total perdagangan CEE.
 
Retno mengatakan, sudah saatnya kedua negara saling menjelajahi area perspektif lain, seperti kopi, kakao, hasil laut, kelapa sawit, dan furnitur. Ia menambahkan, Indonesia tertarik mengembangkan kerja sama ekonomi hijau, khususnya energi baru dan terbarukan.
 
Ia mengatakan, semua alat yang ada harus dimanfaatkan untuk meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia dan CEE. Hal tersebut termasuk nota kerja sama antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia.
 
"Ketiga, memanfaatkan digitalisasi dalam kerja sama ekonomi kita," serunya.
 
Menurut Retno, platform digital akan membantu bisnis untuk saling terhubung. Hal ini dapat mengubah prospek menjadi kesepakatan bisnis. Dalam hal ini, kata Retno, Indonesia telah mengembangkan INA-Access sebagai platform yang komprehensif untuk menghadirkan produk dan peluang investasi yang luas.
 
"Saya mengundang rekan-rekan dari CEE untuk memanfaatkan platform ini dan mengungkap potensi kerja sama Indonesia dengan negara Anda," tutur Retno.
 
Di akhir pidatonya, Retno mendorong pebisnis dari negara CEE untuk mengunjungi Indonesia. "Anda dapat lihat secara langsung apa yang kami tawarkan pada negara Anda," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan