Dikutip dari laman BBC, Sabtu 11 Juli 2020, Partai Pekerja berhasil mendapat 10 kursi -- hasil terbaik sejauh ini bagi kubu oposisi.
Pemilu Singapura dipandang sebagian kalangan sebagai referendum mengenai penanganan pemerintah dalam merespons pandemi virus korona (covid-19). Singapura merupakan satu dari sedikit negara yang menggelar pemilu di tengah pandemi.
Protokol kesehatan diterapkan dalam pemilu Singapura. Pemilih harus menggunakan masker dan sarung tangan, dan juga diberikan batas waktu dalam memberikan suara.
Singapura merupakan salah satu negara di kawasan Asia Pasifik yang terkena dampak parah covid-19. Saat ini, total kasus covid-19 di Singapura telah melampaui 45 ribu.
Karena perkumpulan massa merupakan kegiatan berisiko tinggi di tengah pandemi, hanya ada sedikit negara yang mengizinkan berjalannya pemilu dalam beberapa bulan terakhir.
Korea Selatan telah menggelar pemilu pada April lalu, sementara Serbia pada akhir Juni. Di dua negara tersebut, para pemilih mengembalikan petahana ke kursi pemerintahan.
Kemenangan PAP membawa Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong kembali berkuasa. Anak dari bapak bangsa Singapura Lee Kuan Yew, Lee sudah menjadi PM sejak 2004. Ia sempat menyiratkan masa jabatan berikutnya akan menjadi yang terakhir.
Mayoritas dua per tiga PAP dapat membuat Lee bebas dalam meloloskan beberapa rancangan undang-undang kunci. Meski demikian, PAP diyakini akan mulai menjadi sekutu karena menurunnya dukungan.
Sementara bagi Partai Pekerja, meski hanya meraih 10 kursi, para pendukungnya merayakan pencapaian ini di jalanan. Mereka membunyikan klakson kendaraan dan juga mengibarkan bendera partai.
Dalam pemilu kali ini, isu utamanya adalah penanganan Pemerintah Singapura terhadap pandemi covid-19 dan ancaman resesi ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News