Pedemo antikudeta minta Aung San Suu Kyi segera dibebaskan. Foto: AFP.
Pedemo antikudeta minta Aung San Suu Kyi segera dibebaskan. Foto: AFP.

Proses Pengadilan Aung San Suu Kyi Ditunda Hingga 10 Mei

Marcheilla Ariesta • 26 April 2021 20:11
Yangon: Junta Myanmar kembali menunda proses pengadilan terhadap pemimpin sipil yang digulingkan, Aung San Suu Kyi pada Senin, 26 April 2021. Pengacaranya mengatakan ia tengah memperjuangkan izin untuk mengunjunginya setelah 12 pekan ia menjadi tahanan rumah.
 
Sejauh ini, Aung San Suu Kyi telah dituntut di bawah enam kasus. Menurut pengacara Suu Kyi, Min Min Soe, proses pengadilan ditunda hingga 10 Mei mendatang.
 
Sejak Aung San Suu Kyi ditahan pada 1 Februari lalu, Min Min Soe mengatakan masih belum menerima izin bertemu langsung dengan kliennya. Ini menjadi salah satu dari banyak tantangan yang dihadapi tim kuasa hukum Suu Kyi.

"Ketika hakim bertanya (kepada polisi) tahap mana yang telah mereka capai, mereka menjawab tidak bisa memberi tahu secara spesifik," tutur Min Min Soe, dilansir dari Channel News Asia, Senin, 26 April 2021.
 
"Saya pikir dia tidak mendapatkan akses untuk menonton berita dan televisi. Saya kira dia tidak tahu situasi saat ini yang terjadi di negara ini," imbuhnya.
 
Baca juga: Lawan Kudeta, Pedemo Ajak Warga Myanmar Tidak Bayar Listrik
 
Selain tidak dapat bertemu dengan Aung San Suu Kyi, penonaktifan data seluler yang diberlakukan oleh junta juga membuat tidak ada konferensi video dalam sidang sebelumnya.
 
Tuduhan paling serius yang dihadapi Aung San Suu Kyi berada di bawah undang-undang rahasia resmi Myanmar, dengan persidangan yang seharusnya dijadwalkan di Yangon pada 6 Mei.
 
Protes antikudeta terus berlanjut pada hari ini, dengan pengunjuk rasa memegang tanda yang bertuliskan 'Bebaskan para pemimpin kami' sambil melambaikan bendera merah yang dihiasi dengan merak emas - simbol partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
 
Pada Sabtu lalu, para pemimpin ASEAN dan juga pemimpin junta militer Myanmar bertemu membahas situasi di negara itu. Min Aung Hlaing berjanji akan membebaskan para tahanan politik, namun janji tersebut belum ditepati hingga kini.
 
Diperkirakan lebih dari 750 orang tewas akibat kekerasan militer membubarkan demonstrasi antikudeta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan