Founder Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal bersama Pendeta Juliana Buikiak Temparaja yang adalah perwakilan Circle Kristen dari Timor Leste. Foto: Medcom.id
Founder Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal bersama Pendeta Juliana Buikiak Temparaja yang adalah perwakilan Circle Kristen dari Timor Leste. Foto: Medcom.id

Kebebasan Agama dan Saling Menghargai, Resep Toleransi Bisa Tercipta

Marcheilla Ariesta • 10 Mei 2024 14:52
Jakarta: Kebebasan beragama dan saling menghargai satu sama lain menjadi alasan program 1000 Abrahamic Circles Project dibuat. Alasan tersebut disampaikan founder Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal kepada para anggota Circle 7 program ini.
 
“Lewat program ini, diharapkan Anda yang tidak tahu bagaimana misalnya tentang Islam, bagaimana mereka hidup, berpikir, berdoa, menjadi tahu tentang itu. Merasakan melalui pengalaman nyata,” kata Dino kepada para anggota Circle ke-7 ini.
 
“Lalu kelebihannya. Setelah semuanya selesai, Anda benar-benar membawanya dan saat itulah Anda akam merasakan pengalaman luar biasa, dan Anda akan benar-benar menghargainya,” lanjut Dino.

Ia menambahkan, pengalaman ini bukan untuk mengubah keyakinan, karena baginya keyakinan itu tidak bisa dikompromikan. 
 
“Namun, rasa hormatmu terhadap agama lain semakin kuat karena kebenarannya. Dan filosofi dasarnya adalah kebebasan beragama saja,” terang mantan wakil menteri luar negeri Indonesia tersebut.
 
Kebebasan Agama dan Saling Menghargai, Resep Toleransi Bisa Tercipta
Dino Patti Djalal bersama para anggota Circle 7. Foto: Medcom.id
 
Dino menambahkan, kebebasan agama memang ada di dunia ini. Namun, lanjut dia, jangan sampai kebebasan itu digunakan untuk saling membenci.
 
“Jadi filosofi program ini adalah Anda memiliki kebebasan beragama. Tapi disamping itu, ada rasa saling menghormati satu sama lain, dengan pilihan masing-masing,” ungkap Dino.
 
“Jadi, gunakanlah kebebasan itu juga, sebagai dasar untuk mengembangkan rasa hormat satu sama lain, tanpa mengkompromikan keyakinan Anda sendiri. Dan menurut saya itulah resep perdamaian,” terang Dino.
 
Dino yakin jika keberagaman itu bermanfaat bagi kemanusiaan dan seterusnya. “Dan setiap agama memiliki aspek itu, kebebasan dan saling menghormati,” kata mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat itu.
 
Kebebasan Agama dan Saling Menghargai, Resep Toleransi Bisa Tercipta
Foto: Medcom.id
 
Sudah dilakukan selama enam kali, Circles 7 ini diisi oleh para pemimpin agama perempuan. Ada Ustazah Nurhayati Marman sebagai perwakilan Circle Islam dari Indonesia, Pendeta Juliana Buikiak Temparaja yang adalah perwakilan Circle Kristen dari Timor Leste, serta Rabbi Sheryl L Nosan, perwakilan Circle Yahudi dari Australia.
 
Ketiganya akan bersama selama tiga pekan di tiga negara berbeda, dengan berbagai kegiatan yang sudah mereka tentukan. Untuk circle ke-7 ini, mengambil tema ‘Sisters Journey’.
 
Medcom.id berkesempatan untuk mengikuti perjalanan mereka dari Jakarta, Dili hingga ke Perth. Circle ke-7 dimulai pada Selasa, 7 Mei 2024.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan