Presiden terpilih Prabowo Subianto melambaikan ke arah awak media di Jakarta, 24 April 2024. (Yasuyoshi CHIBA / AFP)
Presiden terpilih Prabowo Subianto melambaikan ke arah awak media di Jakarta, 24 April 2024. (Yasuyoshi CHIBA / AFP)

Prabowo: Negara Barat Terapkan Standar Ganda Perang Ukraina dan Gaza

Willy Haryono • 01 Mei 2024 13:21
Jakarta: TNI Angkatan Udara telah mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza pada 9 April lalu, satu hari menjelang Hari Raya Idulfitri. Bantuan tersebut hanyalah setetes air dari lautan kengerian dan kekurangan yang dialami masyarakat Palestina di Jalur Gaza belakangan ini.
 
Namun, pengiriman bantuan tersebut mengandung nilai simbolis besar bagi masyarakat Indonesia dan juga bagi Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih.
 
Menurut Prabowo, bantuan dari TNI AU itu adalah "pesan kesedihan dan penderitaan bersama, solidaritas dan dukungan, kepada saudara-saudari kita semua di Gaza."

Selama enam bulan terakhir, lanjut Prabowo, masyarakat dunia menyaksikan dengan penuh kengerian ketika Gaza dan rakyatnya menjadi sasaran hukuman kolektif kejam Israel, yang melanggar hukum serta norma internasional. Prabowo mengatakan warga Indonesia berharap dan berdoa, setidaknya selama bulan suci Ramadan agar penderitaan di Gaza bisa berhenti, namun ternyata tidak.
 
Bulan suci Ramadan tahun ini disebut Prabowo terasa begitu berbeda bagi umat Islam di seluruh dunia. Ada duka di hati umat, mengetahui apa yang dialami masyarakat di Gaza. "Mereka ada dalam pikiran kita, hati kita dan doa kita setiap hari," ucap Prabowo, dalam tulisan opini yang dimuat di The Economist, baru-baru ini.

Saudara Seiman

Sejak tanggal 7 Oktober, Prabowo mengaku telah mendengar argumen-argumen yang mencoba mendukung perang di Gaza, sebagai reaksi yang dibenarkan terhadap serangan Hamas. Apa yang terjadi hari itu sungguh mengerikan. Prabowo turut berduka atas kematian sejumlah warga Israel dalam serangan tersebut. Namun Prabowo mempertanyakan bagaimana bisa peristiwa 7 Oktober itu membenarkan seluruh tindakan keji Israel di Jalur Gaza sejak saat itu hingga kini.
 
"Bagaimana seseorang bisa membenarkan pembunuhan puluhan ribu warga sipil tak berdosa, yang mayoritasnya adalah perempuan dan anak-anak? Bagaimana seseorang bisa membenarkan tingkat kehancuran, kelaparan, dan kekurangan yang menimpa masyarakat tak berdosa di Gaza, dalam kampanye yang diyakini miliaran orang di seluruh dunia telah melanggar hukum dan konvensi internasional yang melindungi warga sipil di masa konflik?" tanya Prabowo.
 
"Saya mengatakan ini sebagai seorang Muslim. Saya bangga menjadi presiden terpilih di negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Masyarakat Gaza adalah saudara seiman kita," sambungnya.
 
"Namun, saya mengatakan ini pertama-tama dan terutama sebagai manusia. Anda tidak harus menjadi seorang Muslim untuk merasakan penderitaan di Gaza, dan Anda tidak harus menjadi seorang Muslim untuk merasa marah atas apa yang terjadi di sana," ungkap Prabowo.
 
Namun kemarahan jelas tidak dirasakan semua orang. Ketika Rusia menginvasi Ukraina pada 2022, negara-negara Barat memimpin kampanye kecaman global. Mereka menyerukan dunia untuk mengecam Rusia atas nama hak asasi manusia dan hukum internasional. Namun saat ini, negara-negara tersebut membiarkan terjadinya konflik berdarah lagi, kali ini di Gaza.
 
Mengapa kehancuran Kota Gaza tidak separah kehancuran Mariupol? Mengapa serangan di Bucha lebih buruk dibandingkan serangan di rumah sakit al-Shifa? Mengapa pembunuhan terhadap warga sipil Palestina tidak layak untuk dikecam dibandingkan dengan pembunuhan terhadap warga sipil Ukraina.
 
Semakin banyak orang di Indonesia dan di seluruh dunia, di wilayah selatan dan Barat, merasa bahwa kegagalan pemerintah Barat dalam menekan Israel mengakhiri perang menunjukkan adanya krisis moral serius. "Bagaimana lagi standar ganda seperti ini dapat dijelaskan, ketika kita diminta untuk menetapkan satu set prinsip untuk Ukraina dan satu lagi untuk Palestina?" tanya Prabowo.

Negara Palestina

Hampir setahun lalu, Prabowo menyerukan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Ia menyerukan gencatan senjata dengan alasan sama seperti menyerukan gencatan senjata dalam perang yang dilancarkan Israel terhadap Gaza.
 
Prabowo menyerukan agar pertempuran dihentikan karena warga sipil yang tidak bersalah harus menanggung akibatnya; karena kehidupan dan penghidupan sedang dihancurkan; karena perang sebesar ini tidak hanya berdampak pada negara dan masyarakat yang terlibat, tetapi dapat menyebar dan melanda seluruh wilayah dan benua.
 
"Saya menyerukan gencatan senjata sebagai awal menuju perdamaian jangka panjang karena, sebagai seorang Muslim, sebagai orang Indonesia, saya percaya pada perdamaian dan hidup berdampingan, moderat dan harmonis," tegas Prabowo.
 
"Nilai-nilai ini ada dalam DNA negara dan masyarakat kita. Bagi kami, hal ini sama relevannya ketika mereka yang menderita adalah orang Eropa dan ketika korbannya adalah orang Asia atau Afrika. Dan hal-hal tersebut tetap relevan, baik mereka yang terkena dampak adalah orang Kristen, Muslim, atau Yahudi," lanjutnya.
 
Bersama banyak negara lain, Indonesia telah melakukan yang terbaik untuk membantu masyarakat Gaza bertahan hidup. Namun bantuan apa pun yang diberikan, baik airdrop atau konvoi apa pun yang dapat dikirim, tidaklah cukup.
 
"Kita harus bersatu untuk segera mengakhiri perang ini. Tapi kita tidak boleh berhenti di situ. Jika kita tidak ingin siklus kekerasan dan penderitaan terulang kembali secara dramatis, seperti yang terjadi selama delapan dekade terakhir, kita harus bekerja sama untuk menyelesaikan konflik dengan mendirikan negara Palestina merdeka yang berdampingan dengan Israel," pungkas Prabowo.
 
Baca juga:  Prabowo Dinilai Mampu Hadapi Tantangan Geopolitik Global
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan