Anak-anak ini kini berada di Lhokseumawe, Aceh. Rencananya, mereka akan pindah ke shelter baru pada akhir pekan ini.
"Akhir pekan ini semuanya dijadwalkan akan pindah ke tempat penampungan baru di Balai Latihan Kerja Lhokseumawe," kata Retno dalam jumpa pers daring, Kamis, 9 Juli 2020.
Dia menambahkan, Palang Merah Indonesia di Lhokseumawe, yang didukung Palang Merah Internasional (ICRC) dan Organisasi Imigran Internasional (IOM), telah memulai program pemulihan hubungan keluarga unutk membantu para imigran berhubungan kembali dengan keluarga mereka.
Dari program itu diketahui bahwa 25 anak-anak yang tidak memiliki keluarga ikut di tengah rombongan pengungsi tersebut.
Sementara itu, Badan PBB yang menangani pengungsi (UNHCR) sudah memulai proses registrasi kepada 99 pengungsi asal Rakhine State, Myanmar tersebut sejak 5 Juli lalu. Menurut perkiraan, proses registrasi akan selesai pada 12 Juli mendatang.
"Hingga hari ini, 65 dari 99 imigran telah terdaftar di UNHCR Indonesia," kata Retno.
Retno menambahkan data terbaru pengungsi ini bisa didapatkan atas kerja sama dan koordinasi yang kuat dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, UNHCR, IOM, dan pemangku kepentingan lainnya.
Pada 24 Juni lalu, sebanyak 99 'manusia kapal' etnis Rohingya terlihat di perairan Aceh. Nelayan dan juga penjaga perbatasan air Indonesia bahu-membahu menyelamatkan para pengungsi yang diduga adalah korban perdagangan manusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News