Komunikasi melalui telepon pada Senin 19 Oktober 2020 ini menjadi penguatan hubungan bilateral antara kedua negara. “Menteri Luar Negeri Motegi menyampaikan rasa senang atas terselenggaranya kembali sejak telewicara sebelumnya pada Maret,” sebut keterangan tertulis Kedubes Jepang, yang diterima Medcom.id, Selasa 20 Oktober 2020.
Motegi juga mengatakan bahwa, Selasa, Perdana Menteri Suga akan berkunjung ke Indonesia dalam rangka lawatan luar negeri yang pertama sejak pelantikan beliau sebagai Perdana Menteri dan berencana mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo.
“Diharapkan agar lawatan perdana menteri ini akan bermakna sehingga hubungan bilateral yang merupakan mitra strategis akan semakin kokoh,” ujar Menlu Motegi dalam keterangan tersebut.
Menlu Retno pun menyambut baik kunjungan Perdana Menteri Suga di Indonesia dan menantikan pertemuan bilateral yang direncanakan Selasa.
“Kami sepakat untuk melanjutkan upaya koordinasi demi dibukanya kembali saling kunjungan agar memperkokoh hubungan bilateral. Selain itu, kami memastikan kerja sama secara erat untuk menindak-lanjuti hasil pertemuan puncak, termasuk terwujudnya kawasan Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka,” imbuh pernyataan kedua Menlu.
Sebelum ke Indonesia PM Suga melakukan kunjungan Vietnam pada Senin 19 Oktober.
Baca: PM Jepang Sepakat Bantu Vietnam dengan Teknologi Militer.
Lawatannya ini ditujukan memperkuat hubungan keamanan dan ekonomi, termasuk perjanjian prinsipnya bagi Jepang untuk mengekspor peralatan dan teknologi militer ke negara Asia Tenggara. Khususnya di tengah kekhawatiran meningkatnya manuver di kawasan Asia Tenggara.
"Ini adalah langkah besar di bidang keamanan bagi kedua negara bahwa kami pada prinsipnya mencapai kesepakatan tentang transfer peralatan dan teknologi pertahanan," kata Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga kepada wartawan setelah bertemu dengan mitranya dari Vietnam, Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc, di Hanoi.
“Vietnam yang tahun ini menjabat sebagai Ketua ASEAN merupakan kunci untuk mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” tambah Suga, seperti dikutip The Japan Times, Senin 19 Oktober 2020.
Para pemimpin juga setuju tentang pentingnya menjaga perdamaian, keamanan, dan kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut China Selatan. PM Phuc menekankan untuk menyelesaikan perselisihan dengan cara damai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News