Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM mengatakan bahwa target FSAI tahun ini adalah mempererat hubungan antara Indonesia dan Australia.
"Targetnya (FSAI) membangun hubungan antara warga Indonesia dan Australia, khususnya para sineas dalam dunia perfilman," ujar Dubes Williams dalam konferensi pers, Selasa, 28 Mei 2024.
Festival ini turut dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Uno serta Sinematografer film Blueback, Rick Rifici.
Dalam kesempatan itu, Sandiaga Uno menuturkan kebanggaannya terhadap perkembangan film Indonesia yang melampaui jutaan penonton. "Belum ada setengah tahun, kita sudah ada hampir 10 film di Indonesia yang ditonton lebih dari satu juta penonton," ujar Sandiaga Uno.
FSAI 2024 akan menampilkan film-film Australia dan Indonesia di sepuluh kota seluruh Indonesia, di antaranya Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Padang, Surabaya, Mataram, Makassar, Manado, Samarinda, dan Balikpapan.
Festival dibuka dengan pemutaran perdana film Blueback di Indonesia. Film Australia Barat tersebut menceritakan kisah universal tentang persahabatan, keluarga, dan komunitas.
Rick Rifici mengungkapkan film yang diproduksinya dilakukan selama dua tahun saat pandemi Covid-19 berlangsung. "Selama dua tahun, saya habiskan waktu di dalam air dan proses syuting film dilakukan pada tujuh lokasi yang berbeda," ungkap Rifici.
Selain itu, sinematografer bawah air tersebut membayangkan apabila melakukan pengambilan gambar di lautan Indonesia.
"Saya tinggal 12 tahun di Bali, alam Indonesia itu sangat bagus dan terbayangkan jika saya syuting sebuah film di sana," katanya.
Tak hanya itu, film Petualangan Sherina 2 yang diproduksi oleh sineas Indonesia dan alumnus Australia, Mira Lesmana turut meramaikan FSAI 2024. (Theresia Vania Somawidjaja)
Baca juga: Industri Perfilman Nasional Didorong Mendunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News