Pasukan Myanmar dihadapkan pada pemberontakan separatis. Foto: STR/AFP
Pasukan Myanmar dihadapkan pada pemberontakan separatis. Foto: STR/AFP

Separatis Arakan Klaim Rebut Kota Pelabuhan dari Junta Myanmar

Fajar Nugraha • 25 Januari 2024 15:03
Pauktaw: Pejuang dari kelompok bersenjata etnis minoritas Myanmar telah menguasai sebuah kota pelabuhan. Kondisi tersebut terjadi setelah lebih dari dua bulan bentrokan sengit antara pasukan itu dengan junta Myanmar.
 
Tentara Arakan (AA) mengatakan pada Rabu 24 Januari 2024 malam setempat bahwa mereka ‘sepenuhnya menguasai’ Pauktaw. Ini adalah sebuah kota berpenduduk 20.000 orang yang dekat dengan pelabuhan laut dalam yang penting di ibu kota negara bagian Rakhine barat.
 
Pejuang AA sempat merebut Pauktaw pada November, menghancurkan gencatan senjata rapuh yang sebagian besar telah dipertahankan sejak kudeta militer pada tahun 2021.

“Junta telah menggunakan artileri dan kapal angkatan laut untuk membombardir kota itu hampir setiap hari, dan memberondongnya dengan tembakan dari helikopter,” kata penduduk kepada AFP, Kamis 25 Januari 2024.
 
Gambar Google Earth baru dari Pauktaw menunjukkan satu blok di pusat kota hampir seluruhnya menjadi puing-puing dan kerusakan pada beberapa bangunan di dekat pelabuhan.
 
Beberapa bangunan di kompleks kantor polisi juga ikut hancur. AFP tidak dapat mengonfirmasi klaim AA, dan komunikasi dengan Pauktaw masih terputus-putus.
 
Sebuah sumber yang dekat dengan AA mengatakan kepada AFP awal pekan ini bahwa para pejuangnya sedang melakukan “operasi pembersihan” di kota tersebut.
 
Pada Selasa, junta mengatakan, “bentrokan intens sedang berlangsung di kota tersebut. Namun belum memberikan komentar sejak saat itu.
 
Sekitar 18.000 orang telah mengungsi dari wilayah tersebut akibat pertempuran, kata PBB November.

Kepentingan ekonomi

Pauktaw terletak 25 kilometer di sebelah timur ibu kota negara bagian Sittwe, yang merupakan lokasi pelabuhan laut dalam yang sebagian dibiayai oleh India dalam upaya memperdalam hubungan ekonomi dengan Myanmar.
 
Awal pekan ini kamar dagang Myanmar mengadakan pembicaraan dengan delegasi bisnis India mengenai “peningkatan” operasi di pelabuhan Sittwe, media yang didukung junta melaporkan pada hari Kamis.
 
“Perjalanan antara Sittwe dan Pauktaw sangat dibatasi oleh gerbang dan pos pemeriksaan militer baru,” kata seorang penduduk Pauktaw yang saat ini berada di Sittwe kepada AFP pada Kamis, yang meminta tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan.
 
Dalam pernyataannya pada hari Rabu, AA mengatakan bentrokan ‘intens’ sedang berlangsung di kota Mrauk-U, Minbya, Kyauktaw dan Rathedaung di Rakhine, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
 
AA telah berperang selama bertahun-tahun untuk mencari otonomi yang lebih besar bagi penduduk etnis Rakhine di negara bagian tersebut.
 
Mereka adalah salah satu dari puluhan kelompok etnis minoritas bersenjata yang memerangi militer Myanmar sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1948.
 
Beberapa kelompok menginginkan otonomi yang lebih besar. Sementara yang lain hanya menginginkan hak untuk menjalankan perdagangan batu giok, obat-obatan dan kayu yang menguntungkan di wilayah mereka.
 
Bentrokan di Rakhine terjadi ketika militer dan kelompok etnis minoritas bersenjata di negara bagian Shan utara saling tuduh melanggar gencatan senjata yang ditengahi Tiongkok.
 
Pertempuran telah berkobar di sepanjang perbatasan dengan Tiongkok sejak akhir Oktober, dengan militer kehilangan kendali atas beberapa kota dan penyeberangan perdagangan penting ke tetangganya di utara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan