Anindya sukses menyulap belimbing wuluh menjadi sabun cuci piring. Melalui program yang diinisiasi Deutsche Gesellschaft Internationale Zusammenaebeit (GIZ), produknya berhasil dikenal masyarakat Aceh dengan nama Mak Rah Pireng.
"Fokus kami memperkenalkan produk para alumni Jerman kepada publik," terang Team Leader Programme Migrants & Diaspora (PMD) GIZ Indonesia, Makhdonal Anwar dalam konferensi pers Indonesia Diaspora Festival (ID Fest) 2021 pada Rabu, 1 Desember 2021.
Baca: Dorong Pembangunan Nasional, Indonesia Diaspora Festival 2021 Resmi Digelar
Sejak 2018, Anindya terus berupaya memasarkan Mak Rah Pireng kepada masyarakat. Ia mendistribusikan produknya ke sejumlah tempat makan di Kota Serambi Mekah. Tak selalu mulus, produk buatan Anindya sering mendapat penolakan, termasuk dari beberapa minimarket.
"Dengan adanya program GIZ, kami semua diarahkan dari basic-nya. Hingga sekarang produk saya sudah dikomersialisasi," ucap Anindya.
Perempuan kelahiran 1990 ini pun menjelaskan, produknya telah menjadi wadah pemberdayaan ibu-ibu di Aceh dan juga beberapa provinsi lain.
"Saya berharap bisa membantu pembangunan nasional, tidak hanya di Aceh, tapi juga di berbagai perkotaan," pungkas Anindya.
Hingga kini, lulusan Technische Universität (TU) Berlin, Jerman tersebut memiliki tujuh pegawai managemen. Pada 2019, omzetnya mencapai miliaran rupiah, namun menurun sebanyak 50 persen selama pandemi Covid-19.
Tak hanya Anindya, sejumlah alumni mahasiswa Indonesia yang pernah berkuliah di salah satu negara maju di Eropa Barat itu, tengah memperkenalkan berbagai produk andalan mereka dalam ID Fest 2021. Festival tersebut diselenggarakan di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jakarta Selatan mulai hari ini hingga Sabtu mendatang. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News