Menurut keterangan sejumlah saksi mata yang dikutip saluran televisi NHK pada Senin, 19 April 2021, pasukan keamanan Myanmar menahan Kitazumi di rumahnya pada Minggu malam.
Juru bicara Kedutaan Besar Jepang mengatakan bahwa Kitazumi telah dipindahkan dari sebuah pos polisi ke penjara Insein. Insein selama ini dikenal sebagai tempat penahanan narapidana politik Myanmar.
Berstatus sebagai jurnalis lepas di Yangon, Yuki Kitazumi pernah bekerja untuk surat kabar Nikkei. Februari lalu ia pernah ditahan junta Myanmar, namun dibebaskan tak lama setelahnya.
Lebih dari 3.000 orang, termasuk pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi, masih ditahan junta militer usai terjadinya kudeta pada 1 Februari lalu.
Menurut laporan grup pemantau Reporting ASEAN, saat ini ada setidaknya 34 jurnalis dan juru kamera yang ditahan di seantero Myanmar. Grup pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mencatat jumlah demonstran tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Myanmar telah melampaui 700.
Kepala Kabinet Jepang Katsunobu Kato mengatakan kepada awak media bahwa pemerintah menginginkan penjelasan dari Myanmar mengenai penahanan Kitazumi. Tokyo juga menyerukan agar Myanmar segera membebaskannya.
"Kami akan terus meminta Myanmar untuk segera membebaskannya. Kami akan terus melakukan yang terbaik untuk melindungi warga Jepang di negara tersebut," tutur Kato.
Meski Jepang belakangan melayangkan kritik kepada junta Myanmar atas perlakuan terhadap oposisi, Tokyo sejauh ini tidak mengambil langkah-langkah seperti penjatuhan sanksi seperti yang telah dilakukan Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya.
Baca: Junta Myanmar Bebaskan 23 Ribu Tahanan di Tahun Baru Buddha
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News