Dalam laporan RFA, disebutkan bahwa junta Myanmar telah mengobrak-abrik kota Thantlang di Chin pada 18 September, yang berujung pada hancurnya 19 rumah. Antara tanggal 13 dan 25 Oktober, lanjut RFA, junta Myanmar juga membakar 42 rumah dan satu gereja di Falam, Talang Ron dan Tal, serta Rialti.
Sejumlah saksi mata mengaku melihat prajurit Myanmar tidak hanya membakar rumah, tapi juga melakukan penjarahan dan membunuh hewan ternak. Sekitar 900 warga dari delapan desa di Chin dikabarkan melarikan diri ke hutan di tengah serbuan militer.
"Dibutuhkan sekitar 10 juta kyat untuk membangun sebuah rumah. Kami sudah menghabiskan tabungan kami untuk membangun rumah sesuai tradisi Chin. Akan sangat sulit untuk membangun kembali rumah di saat kami melarikan diri dari perang, tidak punya uang dan makanan," ucap seorang warga yang kabur dari desa Tal kepada RFA.
"Sekarang kami tidak punya rumah lagi karena sudah dibakar. Apakah kami harus tinggal di gubuk di tengah hutan> Saya tidak tahu lagi harus berbuat apa. Semua orang menangis," ungkapnya.
Meski militer Myanmar membantah telah melakukan pembakaran, beberapa sumber mengatakan kepada RFA bahwa prajurit junta merupakan satu-satunya terduga pelaku.
"Hanya mereka yang ada di desa kami, karena semua orang sudah melarikan diri. Jika mereka tidak membakar rumah, lalu siapa?" tanya seorang warga dari desa Talang Rong kepada RFA.
Chin dan Sagaing adalah dua negara bagian tempat terjadinya pertempuran antara junta Myanmar dan pasukan perlawanan lokal, yang menentang kudeta militer sekitar 9 bulan lalu.
RFA mencoba menghubungi juru bicara militer Myanmar Mayor Jenderal Zaw Min Tun, namun tidak kunjung direspons. Pada 14 Oktober, ia membantah kepada RFA bahwa militer telah membakar 12 rumah dan gereja di desa Rialti.
Perlawanan menentang kudeta Myanmar telah menelan lebih dari 1.000 korban jiwa sejak 1 Februari. Menurut data Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), junta Myanmar telah membunuh 1.219 orang sejak awal kudeta.
Baca: Perlawanan Antikudeta Myanmar Seret Militer ke Jalan Buntu Berdarah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News