"Sikap terbaru Pemerintah Malaysia mengenai AUKUS masih tetap konsisten seperti yang pernah disebutkan Perdana Menteri, bahwa formasi AUKUS meningkatkan kekhawatiran akan adanya potensi gangguan terhadap perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara," ucap Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein kepada parlemen Malaysia, Selasa, 12 Oktober 2021.
"(AUKUS) juga berpotensi menghasut negara-negara lain untuk bertindak agresif di kawasan, termasuk di Laut China Selatan," sambungnya, dilansir dari Malay Mail.
Hishammuddin menegaskan bahwa sikap Malaysia tetap tak berubah, walau ia telah berbicara via telepon dengan Menhan Australia Peter Dutton dan bertemu langsung perwakilan Negeri Kanguru, Wakil Laksamana David Johnston.
"Dari dua diskusi ini, saya menekankan bahwa Malaysia tidak ingin terseret ke geopolitik negara-negara besar," ungkap Hishammuddin.
"Saya juga menekankan bahwa sebagai negara ASEAN, Malaysia memegang prinsip menjaga ASEAN sebagai zona perdamaian, kebebasan, dan netralitas.
Ia mengatakan Australia harus menghormati prinsip netralitas ASEAN dan juga sikap Malaysia terkait operasional kapal selam bertenaga nuklir. Salah satu poin yang paling disorot dalam AUKUS adalah pengadaan kapal selam bertenaga nuklir bagi Australia. Kapal selam ini dikhawatirkan dapat melanggar komitmen non-proliferasi nuklir di kawasan.
Kepada Australia, Hishammuddin mengaku telah menyampaikan secara jelas bahwa Negeri Kanguru harus meminta izin terlebih dahulu jika kapal selam nuklirnya hendak memasuki perairan atau pelabuhan Malaysia.
Ia menambahkan, Johnston pekan kemarin menjelaskan bahwa AULUS bukan sebuah aliansi militer, melainkan kolaborasi untuk teknologi kapal selam bertenaga nuklir.
Baca: Berbeda dengan Indonesia dan Malaysia, Filipina Dukung AUKUS
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id