Seorang perempuan Rohingya menggendong bayinya di area terdampak Topan Mocha di Sittwe, Myanmar, 16 Mei 2023. (SAI Aung MAIN / AFP)
Seorang perempuan Rohingya menggendong bayinya di area terdampak Topan Mocha di Sittwe, Myanmar, 16 Mei 2023. (SAI Aung MAIN / AFP)

Junta Myanmar Bantah Laporan Kematian 400 Rohingya Terkait Topan Mocha

Willy Haryono • 20 Mei 2023 15:25
Naypyidaw: Junta militer Myanmar mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat Topan Mocha telah mencapai 145 orang. Sebagian besar korban tewas, menurut kantor berita AFP, adalah minoritas Rohingya yang teraniaya.
 
Dalam sebuah pernyataan, junta mengatakan bahwa dari 145 korban tewas, 24 adalah penduduk setempat, empat tentara dan 117 sisanya adalah "Bengali" - istilah yang digunakan junta untuk merujuk pada Rohingya.
 
"Secara keseluruhan 145 orang lokal tewas selama topan itu," kata junta Myanmar, seperti dikutip dari laman wionews, Sabtu, 20 Mei 2023.

Junta Myanmar menegaskan bahwa laporan media tentang jumlah kematian Rohingya yang lebih tinggi, bahkan hingga mencapai 400, "tidak benar."
 
Pernyataan junta Myanmar juga mengatakan bahwa tindakan akan diambil terhadap kantor berita yang menerbitkan angka 400 tersebut.
 
Sejak menggulingkan pemerintah terpilih lebih dari dua tahun lalu, junta Myanmar, menurut AFP, telah menangkap sejumlah jurnalis dan menutup media yang dianggap kritis terhadap pemerintahannya.
 
Baca juga:  Korban Tewas Topan Mocha di Myanmar Bertambah, Jadi 145 Jiwa

PBB tentang kerusakan Topan Mocha di Myanmar

Jumat lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa setidaknya 800.000 orang di Myanmar telah terkena dampak Topan Mocha. Dikatakan bahwa orang-orang yang terkena dampak membutuhkan bantuan makanan dan bantuan darurat lainnya.
 
Menurut Anthea Webb, wakil direktur regional Program Pangan Dunia PBB untuk Asia dan Pasifik, Topan Mocha menyebabkan kerusakan parah di Rakhine Myanmar, dengan kehancuran besar-besaran pada rumah, jalan, rumah sakit, sekolah, serta jaringan telekomunikasi dan listrik.
 
"Setidaknya ada 800.000 orang yang sangat membutuhkan bantuan makanan darurat," kata Webb, seraya menambahkan bahwa "kebutuhan makanan, tempat tinggal, air, kesehatan, dan bantuan kemanusiaan lainnya yang lebih besar diharapkan akan terungkap saat kami menjangkau lebih banyak wilayah."
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan