Namun pengaturan antara kedua belah pihak jika terjadi insiden di laut, khususnya mengenai kapal selam, sudah disepakati sejak lama.
Baca: TNI Minta Bantuan Singapura dan Australia Cari KRI Nanggala-402.
“Pengaturan tersebut menetapkan kerangka kerja dukungan penyelamatan kapal selam dan kerja sama antara Angkatan Laut Republik Singapura (RSN) dan Angkatan Laut Indonesia (TNI AL),” ujar pihak Kementerian Pertahanan Singapura dalam keterangan yang dijabarkan di situs Mindef.gov.sg, yang dikutip Medcom.id, Kamis 22 April 2021.
“Ini juga menegaskan kembali kerja sama yang erat dan lama antara kedua angkatan laut, yang didukung oleh interaksi reguler melalui latihan bilateral dan pertukaran profesional,” imbuh pihak Kementerian Pertahan Singapura.
Adapun pengaturan tersebut akan memastikan hal-hal berikut:
1. Dukungan Penyelamatan.
Prosedur aktivasi yang efektif dan andal antara RSN dan otoritas operasi kapal selam TNI AL akan ditetapkan. Sistem penyelamatan kapal selam RSN, yang terdiri dari kapal selam dan kapal pendukung penyelamat MV Swift Rescue dan kapal penyelamat selam, Deep Search and Rescue Six, juga akan tersedia untuk TNI AL untuk memberikan dukungan dan bantuan jika terjadi insiden kapal selam terkait.2. Meningkatkan Interoperabilitas.
Kunjungan sosialisasi antara kedua angkatan laut akan dilakukan untuk memastikan personel memahami sistem operasi, prosedur, dan dokumentasi teknis. Prosedur operasi standar bersama juga akan dikembangkan untuk menetapkan proses bersama dalam melakukan operasi penyelamatan bersama.Selain itu, latihan penyelamatan, baik di darat maupun di laut, akan dilakukan untuk memfasilitasi interoperabilitas dan menjaga kecakapan personel yang terlibat dalam operasi penyelamatan kapal selam.
Bantuan Malaysia
Selain Singapura, Malaysia juga memberikan bantuan dalam upaya penyelamatan KRI Nanggala-402. Malaysia akan mengirimkan kapal bantuan untuk proses penyelamatan dari kapal selam yang mengangkut 53 awak tersebut.Baca: Kronologi KRI Nanggala-402 Hilang Kontak.
MV Mega Bakti saat ini sedang dalam perjalanan dari Kota Kinabalu setelah berangkat pada pukul 23.20 waktu setempat. Kapal tersebut merupakan Submarine Escape and Rescue Intervention (SMER-I) dan beroperasi di bawah Angkatan Laut Kerajaan Malaysia.
KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu dini hari, 21 April 2021. Kapal selam itu melakukan komunikasi terakhir pukul 04.25 WITA di Laut Bali.
Kapal hilang kontak saat latihan penembakan senjata strategis. 53 penumpang Kapal selam itu terdiri dari satu komandan kapal, tiga operator arsenal, dan 49 anak buah kapal (ABK).
Beberapa angkatan laut negara sahabat sudah merespons dan menyatakan kesiapan memberikan bantuan, di antaranya Singapura, Australia, dan India. KRI Nanggala-402 sendiri diproduksi pada 1977 di Howaldtswerke Deutsche Werft (HDW) Jerman dan bergabung dengan jajaran TNI AL pada 1981. Pada 2012, teknologi kapal ini dimutakhirkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News