Kuala Lumpur: Produk halal sudah sepatutnya tidak lagi dipandang dari satu dimensi, tapi perlu dilihat lebih luas dari itu. Halal juga bukan sekadar sesuatu yang eksklusif bagi Muslim.
Rantai pembuatan produk halal sangat memerhatikan higienitas, dengan pemilihan bahan-bahan terbaik dan rangkaian proses berstandar tinggi.
“Dengan memahaminya dalam konteks seperti itu, produk halal bisa masuk ke pasar lain, termasuk ke Hong Kong dan Taiwan yang populasi Muslimnya relatif kecil,” ucap Wakil Presiden Federasi Manufaktur Malaysia Jacob Lee Chor Kok di sesi diskusi Knowledge Hub yang merupakan bagian dari pameran MIHAS di MITEC, Kuala Lumpur, Kamis, 19 September 2024.
Ia mengatakan bahwa masyarakat yang lebih luas, termasuk non-Muslim, tertarik dengan produk halal karena dipersepsikan berkualitas tinggi, sesuatu yang dibuat melalui proses pemeriksaan ketat.
Sebelumnya di pembukaan MIHAS pada 17 September, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim juga menjelaskan mengenai definisi halal yang lebih luas dari sekadar boleh dikonsumsi/digunakan atau tidak.
PM Anwar juga mengatakan bahwa industri halal berdampak besar pada perekonomian, dan menyentuh semua elemen masyarakat, termasuk kelompok pekerja seperti petani dan nelayan.
MIHAS merupakan upaya Malaysia untuk terus mendorong peningkatan industri halal, baik di level nasional maupun global.
Setelah pertama kali digelar pada 2004, MIHAS kini berencana berekspansi ke luar negeri, dengan destinasi pertama adalah Mumbai. Acara MIHAS@Mumbai dijadwalkan berlangsung pada 18-20 November 2024.
Tiongkok, Indonesia, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Thailand memimpin dalam partisipasi internasional di MIHAS 2024, yang menunjukkan jangkauan global dari acara ini.
Baca juga: MIHAS 2024 Fasilitasi Business Matching Ratusan Penjual dan Pembeli Internasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di