Senin kemarin, Malaysia menahan 269 imigran Rohingya dan juga menemukan satu jenazah perempuan di sebuah kapal rusak di lepas pantai pulau Langkawi.
Satu hari berselang, Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan kepada media lokal bahwa Kemenlu akan meminta Bangladesh menampung para Rohingya jika mereka diketahui telah melarikan diri dari kamp pengungsian di Cox's Bazar.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, Momen menegaskan menolak permohonan Malaysia tersebut. "Rohingya bukan warga Bangladesh. Mereka sudah menjadi warga Myanmar selama berabad-abad," ungkapnya.
Ia juga menyerukan sejumlah negara lain untuk ikut menanggung beban imigran dan pengungsi Rohingya. Momen tidak mau hanya Bangladesh yang menanggung beban tersebut.
"Negara-negara lain sebaiknya juga menampung mereka. Dari pada meminta kami untuk menampung mereka, kami mengapresiasi kepemimpinan dan organisasi global untuk merelokasi 1,1 juta Rohingya yang saat ini mengungsi sementara di Bangladesh," sebut Momen.
April lalu, otoritas Malaysia menahan 202 imigran Rohingya dari sebuah kapal di dekat Langkawi. Kala itu, otoritas Malaysia mengejar kapal tersebut di tengah kekhawatiran adanya kelompok imigran yang terjangkit virus korona (covid-19).
Sementara itu, dua pengungsi Rohingya di Cox's Bazar di Bangladesh dinyatakan meninggal akibat covid-19 pada Selasa kemarin. Menurut otoritas setempat, total pengungsi Rohingya yang meninggal akibat virus tersebut berjumlah tiga orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News