Menurutnya, jika ASEAN gagal mengatasi situasi di Myanmar bersama-sama, ada risiko campur tangan kekuatan luar dalam konflik tersebut.
"Jika kita gagal mengatasinya dalam konteks ASEAN, itu akan menciptakan masalah yang timbul bukan dari dalam ASEAN tetapi karena upaya pihak-pihak tertentu untuk mencoba memasuki Myanmar, yang mengarah ke perlombaan untuk kontrol geopolitik di wilayah tersebut," kata Zambry, dikutip dari Bernama, Senin, 20 Maret 2023.
"Makanya pendekatan yang diambil terhadap Myanmar adalah harus diselesaikan dengan cara ASEAN, dan tidak bisa dilakukan oleh satu negara saja tanpa diskusi dalam konteks negara ASEAN lainnya," imbuhnya dalam sesi tanya jawab di Dewan Rakyat.
Zambry mengatakan, dalam retret Februari lalu, ASEAN telah menyatakan komitmennya untuk melanjutkan upaya mencari solusi konflik Myanmar dengan memperkuat ASEAN Five-Point Consensus (5PC).
Ia juga menjawab pertanyaan terkait proposal Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang mengatakan akan 'mengeluarkan' Myanmar setelah konflik. Zambry mengklarifikasi bahwa hal itu tidak berarti membawa Myanmar keluar dari ASEAN.
Menurutnya, yang dimaksudkan itu adalah tidak ingin negara ASEAN lainnya menjadikan Myanmar sebagai isu utama hingga melupakan prioritas lain untuk memperkuat kawasan.
"Ada prioritas lain yang perlu mendapat perhatian, terutama dalam konteks ekonomi ASEAN," katanya.
"Pada saat yang sama, kita haris memperkuat upaya kita berdasarkan 5PC yang telah disepakati karena memiliki tujuan jangka pendek dan panjang untuk dilanjutkan," sambung Zambry.
Ia melanjutkan, Malaysia dan ASEAN akan terus berusaha untuk menyelesaikan masalah ini. "Kita harus mencegah masalah Myanmar menjadi flash point lain di wilayah kita, dan Insya-Allah itu tidak akan terjadi," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News