PM Thailand Prayuth Chan-ocha berbicara kepada awak media di Bangkok, 16 Mei 2023. (Lillian SUWANRUMPHA / AFP)
PM Thailand Prayuth Chan-ocha berbicara kepada awak media di Bangkok, 16 Mei 2023. (Lillian SUWANRUMPHA / AFP)

Usai Partainya Kalah Pemilu, Benarkah Prayuth Bakal Mundur dari Politik?

Marcheilla Ariesta • 16 Mei 2023 16:02
Bangkok: Perdana Menteri petahana Thailand, Prayuth Chan-ocha kemungkinan tidak akan melanjutkan karier politiknya usai partainya mengalami kekalahan di pemilu kemarin. Hal ini disampaikan wakil pemimpin Persatuan Bangsa Thailand, Thanakorn Wangboonkongchana.
 
"Ia belum mengatakannya, tapi saya pikir dia mungkin harus berhenti," kata Thanakorn kepada media lokal, dikutip oleh Channel News Asia, Selasa, 16 Mei 2023.
 
Prayuth, pria berusia 69 tahun, mencalonkan diri kembali sebagai perdana menteri di bawah bendera Partai Persatuan Bangsa Thailand.

Hasil awal terbaru dari Komisi Pemilihan Umum Thailand menunjukkan dua partai oposisi, Move Forward dan Pheu Thai, berada di urutan teratas usai pemungutan suara pada hari Minggu lalu.
 
Partai Move Forward pimpinan Pita Limjaroenrat berada di urutan pertama dengan 152 kursi, diikuti Partai Pheu Thai dengan 141 kursi. Adapun Partai Persatuan Bangsa Thailand berada di urutan kelima dengan 36 kursi.
 
Baca juga:  Menang Pemilu, Pita Limjaroenrat: Kami Siap Bentuk Pemerintah Baru Thailand
 
Thanakorn menyatakan dukungannya untuk Prayuth dan berbagi kekaguman terhadap pensiunan jenderal yang telah menjabat sebagai perdana menteri selama lebih dari delapan tahun itu.
 
"Beliau telah bekerja untuk negara sepanjang hidupnya. Beliau telah melayani negara selama sekitar delapan tahun sebagai perdana menteri. Saya percaya rakyat Thailand di seluruh negeri tahu beliau telah melakukan banyak hal untuk negara, dan bahwa beliau tidak pernah dinodai oleh apa pun, tidak ada korupsi apa pun," kata wakil ketua partai itu.
 
"Saya percaya setidaknya, Jenderal Prayut atau Paman Tu akan tetap ada di hati warga Thailand untuk waktu yang lama," lanjutnya.
 
Prayuth menjadi perdana menteri pada 2014 setelah memimpin kudeta militer untuk menggulingkan pemerintahan Yingluck Shinawatra yang terpilih secara demokratis.
 
Junta militernya memerintah Thailand selama hampir lima tahun sebelum pemilihan umum diadakan pada 2019 di bawah konstitusi baru yang ditulis komite yang ditunjuk militer.
 
Saat itu, Prayuth adalah satu-satunya calon perdana menteri dari partai pro junta, Palang Pracharat. Partai tersebut berhasil membentuk pemerintahan dengan sekutu politiknya, meski Partai Pheu Thai-lah yang memiliki mayoritas kursi di Majelis Rendah.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan