Forum ini membawa tema penting yaitu "Menavigasi Ketidakpastian: Memajukan Ketahanan Berkelanjutan di Tengah Perubahan Dunia," dengan menghadirkan perwakilan negara-negara ASEAN, Uni Eropa, hingga Republik Fiji.
Konvensi yang dilakukan selama dua hari menyoroti pentingnya memperkuat kesiapan bencana serta memperkenalkan pendekatan holistik terhadap pembangunan berkelanjutan.
Acara ini juga memperingati 20 tahun peristiwa tsunami Samudera Hindia yang terjadi pada 26 Desember 2004, yang menelan banyak korban, terutama di Aceh.
Dalam berbagai diskusi, sejumlah poin penting muncul, seperti:
- Resiliensi Berbasis Masyarakat dan Sistem
- Kolaborasi Multi Sektor untuk Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
- Pendekatan Praktikal dalam Penanganan Bencana
- Kemiskinan dan Kerentanan terhadap Perubahan Iklim
- Teknologi dan Inovasi dalam Penanganan Bencana
Selain itu juga ditutup dengan Penjabat Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si, menyatakan bahwa Aceh telah menjadi model global dalam penanganan bencana alam dan berperan sebagai pusat pembelajaran bagi dunia dalam konsep "Build Back Better."
Kolaborasi Global untuk Ketangguhan di Masa Depan
Perlunya kolaborasi global untuk rehabilitasi dan rekonstruksi yang sukses, peningkatan kesiapsiagaan bencana melalui investasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pentingnya akses keuangan dan transformasi teknologi untuk mitigasi bencana.
Deputi Sistem dan Strategi BNPB, Dr. Raditya Jati, menutup acara dengan menegaskan bahwa kesiapan yang baik dapat mengubah bencana dari "Disaster" menjadi sekadar "Phenomenon," mempertegas pentingnya inovasi teknologi dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
ADEXCO 2024 masih akan berlangsung hingga 14 September 2024, dengan agenda workshop dan diskusi panel yang diharapkan dapat menjadi platform utama bagi kolaborasi lintas industri dalam meningkatkan ketangguhan terhadap bencana.
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News