Ketua Komite Kesehatan dan Persatuan Johor, Ling Tian Soon, mengatakan bahwa pasangan tersebut membeli ikan dari seorang penjual daring di Facebook. Pasangan tersebut mengalami keracunan setelah memakan ikan tersebut.
"Faktanya, penyebab kematian diidentifikasi sebagai 'keracunan makanan dengan manifestasi neurologis yang mengakibatkan kegagalan pernapasan dengan disritmia kardial yang mungkin disebabkan keracunan toksin ciguatera atau tetrodotoxin dari ikan buntal," kata Ling, dikutip dari laman Channel News Asia, Senin, 10 April 2023.
Ling mengatakan pria tersebut telah dipindahkan ruang perawatan medis dalam keadaan sadar, dengan tanda-tanda vital pasien stabil pada Rabu lalu. Namun, sekitar pukul 05.20 pagi pada Sabtu, 8 April 2023, pria tersebut tidak responsif.
"Bantuan darurat diberikan sesegera mungkin, sebelum kemudian dinyatakan meninggal pada pukul 06.20 pagi," tutur Ling.
Ia menambahkan bahwa jenazah korban telah diperiksa unit forensik sebelum diserahkan kepada kerabat korban untuk dimakamkan.
Departemen Kesehatan Negara Bagian Johor (JKNJ) tengah melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. JKNJ mengidentifikasi para pemasok, grosir, dan penjual yang terlibat dalam transaksi ikan buntal.
"JKNJ telah dan akan melakukan beberapa diskusi dengan departemen perikanan dan beberapa universitas lokal yang memiliki keahlian di bidang perikanan dan toksin atau racun untuk mendapatkan solusi komprehensif mengenai masalah ini," kata Ling. Ia meminta warga Johor untuk berhati-hati dalam memilih makanan.
Sementara itu, Direktur jenderal departemen perikanan Malaysia, Adnan Hussain, menyarankan masyarakat untuk menghindari makan ikan buntal, karena "hampir semua jenis ikan buntal mengandung racun yang dapat menyebabkan keracunan jika tidak disiapkan atau dimasak dengan benar." (Vania Augustine Dilia)
Baca juga: Warga Tewas Diduga Keracunan Ikan Buntal di Sikka Bertambah
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News