Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid (tengah). Foto: ASEAN
Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid (tengah). Foto: ASEAN

Indonesia Tuan Rumah Dialog RCEP, Jadi Momentum Dorong Integrasi Ekonomi Regional

Fajar Nugraha • 07 September 2023 15:09
Jakarta: Indonesia didapuk sebagai tuan rumah dialog Roundtable Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Pertemuan ini diselenggarakan di Jakarta pada 6 September 2023.
 
RCEP adalah  perjanjian  perdagangan bebas yang melibatkan 10 negara anggota ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam serta dan lima negara mitra termasuk Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
 
“ASEAN mendorong efisiensi pada kegiatan ekonomi untuk mendukung kerja sama multilateral. Kami menantikan masukan dari para CEO mengenai tantangan  serta bagaimana kami dapat memberikan kontribusi kepada ASEAN dan RCEP,” kata Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) sekaligus Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid.

Arsjad mengatakan,  RCEP adalah perpanjangan eksklusif  KTT Investasi Bisnis ASEAN. Sebanyak  40 perusahaan dari 15 negara, baik ASEAN dan negara-negara mitra dialog, turut serta dalam diskusi yang akan menggali  berbagai potensi ASEAN melalui RCEP.
 
Disebutkan, RCEP sebagai kemitraan ekonomi modern, komprehensif, berkualitas tinggi, dan saling menguntungkan, dibangun di atas perjanjian bilateral ASEAN bersama lima mitra Free Trade Agreement (FTA).
 
Arsjad menyatakan diperlukan tindakan nyata untuk mencapai pembangunan global. “Diperlukan tindakan utama untuk mencapai pembangunan global. Melalui visi kesejahteraan yang sama, kami berharap ASEAN dan RCEP dapat mencapai tujuan kita bersama untuk memajukan ASEAN,” ucap Arsjad.
 
Ia mengatakan, sebagai inisiatif strategis, RCEP berperan penting dalam mendorong integrasi ekonomi regional, yang meliputi sepertiga dari Produk Domestik Bruto (PDB) global dan sepertiga populasi dunia.
 
“Saat ini, kontribusi RCEP hanya sekitar dua persen dari total aktivitas perdagangan negara-negara anggotanya. RCEP memiliki potensi besar untuk meningkatkan aliran perdagangan di wilayah ini. KTT ini menjadi momentum penting untuk mengingatkan negara-negara terkait untuk bersatu dalam menghadapi beragam tantangan global,” jelas Arsjad.
 
Sementara itu, Mitra Manajemen Kantor McKinsey & Company untuk Asia Tenggara,  Kaushik Das menyatakan, saatnya ASEAN untuk bersinar sebab RCEP menjadi sinyal kuat dukungan wilayah ini bagi sistem perdagangan multilateral.
 
“RCEP akan menempatkan ASEAN di garis depan pemulihan ekonomi global. Ini akan mendorong pelaku bisnis di wilayah ini untuk mengambil tindakan besar yang dapat menciptakan ekosistem berkelanjutan dan inklusif," kata Kaushik Das.
 
Disebutkan,  panel diskusi yang digelar  Khoon Tee Tan, sebagai mitra manajemen McKinsey & Company untuk Indonesia, menghadirkan  pembicara, antara lain, Tan Sri Mohamed Nazir bin Tun Abdul Razak, Anggota Dewan ASEAN BAC, Ketua & Mitra Pendiri Ikhlas Capital, George T. Barcelon, Ketua Kamar Dagang & Industri Filipina, dan Anne Patricia Sutanto, Manajer Kebijakan ASEAN-BAC bidang Fasilitasi Perdagangan serta Ketua Komite Tetap KADIN mengenai Perjanjian Internasional.
 
Diskusi panel itu membahas dengan mendalam langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk mencapai tujuan RCEP,  menjelaskan  peluang dan tantangan yang dihadapi, serta langkah-langkah strategis yang dapat ditempuh untuk mewujudkan visi RCEP.
 
Sebagai puncak acara, Gugus Tugas Gabungan RCEP dicanangkan untuk menghimpun donasi para pemimpin industri dari negara-negara anggota RCEP untuk mempercepat visi RCEP dan membuka jalur perdagangan bernilai lebih dari USD100 miliar setiap tahun hingga 2030.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan