Pada Senin lalu, militer mengumumkan akan membebaskan lebih dari 5.000 orang selama tiga hari festival Buddha Thadingyut. Para tahanan akan dikirimkan kembali ke keluarga dan bersatu lagi dengan orang yang dicintai.
Tapi, jumlah sebenarnya yang dibebaskan di seluruh negeri sangat sulit untuk diverifikasi. Banyak yang dibebaskan hanya setelah menandatangani dokumen perjanjian untuk tidak melakukan pelanggaran lagi.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan, setidaknya 110 dari mereka yang diampuni ditangkap kembali.
"Beberapa ditangkap kembali setelah mereka tiba di rumah," kata kelompok tersebut, dilansir dari Malay Mail, Jumat, 22 Oktober 2021.
"Beberapa orang lainnya diberitahu jika mereka ada dalam daftar yang dibebaskan, dibawa ke pintu masuk penjara, tapi kemudian dibui lagi dengan tuduhan tambahan," lanjut kelompok tersebut.
Pihak berwenang Myanmar membebaskan lebih dari 2.000 pengunjuk rasa anti-kudeta dari penjara di seluruh negeri pada Juni, termasuk wartawan yang kritis terhadap pemerintah militer.
Mereka yang masih ditahan termasuk jurnalis Amerika Serikat (AS) Danny Fenster, yang ditangkap pada 24 Mei.
Amnesti terbaru datang dengan militer di bawah tekanan yang meningkat untuk terlibat dengan lawan-lawannya, hampir sembilan bulan setelah merebut kekuasaan.
Pekan lalu ASEAN memutuskan untuk mengecualikan pemimpin junta Min Aung Hlaing, dari pertemuan tingkat tinggi yang akan datang karena keraguan tentang komitmennya untuk meredakan krisis berdarah itu.
Amerika Serikat menyambut baik langkah yang jarang dilakukan oleh ASEAN - yang telah lama dikritik karena keputusan non-interverensinya itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id