Salah satu komentar dalam memo menyebutkan bahwa vaksin buatan Pfizer-BioNTech sebaiknya tidak diberikan kepada tenaga kesehatan. Menurutnya, langkah semacam itu sama saja seperti "mengakui bahwa vaksin Sinovac tidak efektif."
Thailand telah memvaksinasi sebagian besar tenaga kesehatannya dengan vaksin Sinovac. Studi dan uji klinis menunjukkan bahwa suntikan dua dosis vaksin tersebut 95 persen efektif dalam mengurangi risiko gejala berat dan kematian akibat Covid-19.
Studi juga menunjukkan bahwa vaksin Sinovac 71 hingga 91 persen efektif mencegah infeksi varian Alpha. Sejauh ini, Sinovac belum berkomentar mengenai memo Kemenkes Thailand.
Kemunculan memo ini memicu seruan dari sejumlah pakar kesehatan Thailand, yang meminta agar pemerintah memberikan vaksin Pfizer-BioNTech kepada tenaga kesehatan. Tagar "Berikan Pfizer kepada personel medis" sempat menjadi trending di jagat Twitter Thailand.
Pejabat kesehatan senior Opas Karnkawinpong mengatakan kepada awak media bahwa memo tersebut tidaklah benar. Namun klaim tersebut bertentangan dengan pengakuan Menkes Anutin.
Anutin mengatakan bahwa komentar dalam memo tersebut murni merupakan "sebuah opini." Ia menekankan bahwa kebijakan seputar vaksin sudah diatur oleh sebuah panel ahli.
"Suntikan dua dosis vaksin Sinovac efektif dan menyuguhkan hasil di atas standar," tegas Anutin, dilansir dari laman CNN pada Selasa, 6 Juli 2021.
Baca: Kontak dengan Pengusaha yang Positif Covid-19, PM Thailand Isolasi Mandiri
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah pakar Thailand meminta pemerintah menggunakan beragam merek vaksin Covid-19. Selain Sinovac, selama ini Thailand mengandalkan vaksin AstraZeneca yang dibuat di dalam negeri. Otoritas Thailand mengatakan bahwa vaksin Moderna akan tersedia dalam waktu dekat.
Thailand telah mengamankan kesepakatan pengadaan 20 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech, dan akan menerima 1,5 juta dosis dari donasi Amerika Serikat bulan ini.
Jajaran pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut vaksin Sinovac efektif dalam mencegah infeksi Covid-19 di kalangan orang dewasa di bawah usia 60 tahun. Namun mereka mengingatkan bahwa hingga kini belum ada data berkualitas mengenai risiko efek samping serius dari vaksin tersebut.
Vaksin Slank untuk Indonesia
Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental. Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi."Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News