Pertempuran pecah pada Selasa 8 November di Provinsi pulau Basilan, di lepas pulau utama selatan Mindanao. Menurut militer ini adalah sebagai "miskomunikasi" antara tentaranya dan anggota Front Pembebasan Islam Moro (MILF).
Selama beberapa dekade Filipina yang mayoritas Katolik telah diganggu oleh pemberontakan kekerasan, termasuk pemberontakan separatis yang dipimpin warga Muslim yang telah menewaskan lebih dari 100.000 orang.
Kesepakatan damai dengan MILF, kelompok pemberontak terbesar, disegel pada 2014.
Para pemimpinnya sekarang memimpin daerah yang memiliki pemerintahan sendiri di bekas medan perang yang mencakup Basilan, saat proses pelucutan senjata dari 40.000 pejuang MILF berlanjut.
Pejabat pemerintah dan mantan pemberontak yang sekarang memimpin pemerintahan transisi di Daerah Otonomi Bangsamoro di Mindanao Muslim telah menyatakan keprihatinan atas bentrokan terbaru.
Penasihat perdamaian presiden dan mantan kepala militer Carlito Galvez mengatakan dia "sangat prihatin" dan upaya sedang dilakukan di lapangan untuk meredakan ketegangan.
"Kami tidak dapat membiarkan insiden terbaru di Basilan ini meniadakan pencapaian besar yang telah kami capai selama bertahun-tahun," kata Galvez dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter, seperti dikutip AFP, Kamis.
Ketua perunding MILF Mohagher Iqbal mengatakan, gejolak itu "disayangkan" dan menyerukan penghentian segera pertempuran untuk mencegah situasi "meningkat".
Militer mengatakan pertempuran meletus setelah tentara dan pejabat lokal pergi untuk menghadapi sekelompok anggota bersenjata MILF yang terlihat memasuki desa Ulitan yang bertentangan dengan perjanjian damai.
Brigadir Jenderal Domingo Gobway mengatakan seorang pemberontak MILF menembak tentara, memicu bentrokan.
Sedikitnya tiga tentara dan empat pemberontak tewas, menurut angka terpisah yang diberikan oleh militer dan MILF. 14 tentara dan tiga pemberontak terluka. Gobway mengatakan, pertempuran berlanjut pada Kamis.
Bentrokan seperti itu antara militer dan MILF jarang terjadi sejak penandatanganan perjanjian damai, kata Georgi Engelbrecht, analis senior untuk pemantau perdamaian International Crisis Group yang berbasis di Brussels.
Insiden paling mematikan terjadi pada 2015 ketika 44 pasukan komando polisi dibunuh oleh pemberontak Muslim, termasuk MILF, dalam serangan anti-teror di kota selatan Mamasapano.
Engelbrecht mengatakan sementara ada "banyak tantangan dan kesulitan" dalam membuat kesepakatan damai berhasil, pertarungan terakhir ini tidak akan menggagalkannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id