Dilansir dari The Star, Jumat, 17 Desember 2021, Khairy mengatakan, kelompok yang terkena dampak ini adalah mereka yang menerima vaksin Sinovac dan siapa saja yang berusia di atas 60 tahun.
“Jika kelompok individu ini masih belum mendapatkan suntikan booster setelah Februari 2022, status vaksinasi mereka akan diubah menjadi ‘tidak lengkap’,” kata Khairy dalam sebuah pernyataan pada Rabu.
Pejabat berusia 45 tahun tersebut mengatakan, mereka yang statusnya diubah menjadi “tidak lengkap” tidak akan dapat menikmati manfaat dari mereka yang dianggap telah menyelesaikan vaksinasi mereka.
Jamaluddin menjelaskan, individu yang harus mendapatkan suntikan booster sebelum akhir Februari tahun depan adalah mereka yang telah menggunakan vaksin Sinovac.
Jamaluddin menerangkan, mereka yang berusia di atas 60 tahun dan telah mengambil vaksin terlepas dari jenis vaksinnya, juga akan diminta untuk mengambil suntikan booster mereka.
Ia menambahkan, kebijakan ini sejalan dengan rekomendasi dari saran Kelompok Ahli Imunisasi Organisasi Kesehatan Dunia (SAGE).
Gugus Tugas Imunisasi Covid-19 Booster (CITF-B) pun diketahui telah menyetujui dan mengadopsi rekomendasi tersebut pada 8 Desember lalu.
Saat ini, Comirnaty oleh Pfizer-BioNTech, CoronaVac oleh Sinovac, dan AstraZeneca telah disetujui untuk digunakan sebagai suntikan booster.
Panitia Teknis Kerja Malaysia disebut telah merekomendasikan mereka yang berusia di atas 18 tahun untuk mendapatkan suntikan booster. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News