Berbicara kepada awak media di Jakarta, dikutip dari BBC, Kim mengatakan bahwa Korut telah meluncurkan begitu banyak rudal balistik sepanjang tahun ini. Jumlahnya sejak Januari 2022 hingga saat ini telah mencapai 31, jauh melampaui 25 yang merupakan angka total di tahun 2019.
"Dan sekarang kita masih berada di bulan Juni," ucap Kim, yang juga merupakan Duta Besar AS untuk Indonesia.
Ia mengatakan retorika yang digunakan sejumlah pejabat Korut sejauh ini mengindikasikan akan adanya uji coba senjata nuklir taktis atau yang berukuran kecil. Ukurannya yang kecil dapat lebih mudah untuk dipasang sebagai hulu ledak di rudal-rudal yang dimiliki Korut.
Saat ditanya para jurnalis mengenai kapan kira-kira Korut melakukan uji coba nuklir, Kim memperingatkan bahwa hal tersebut dapat terjadi "sewaktu-waktu" -- bahkan paling cepat pekan ini, menurut laporan media Bloomberg.
Sementara itu di Seoul, Korea Selatan, Deputi Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman menegaskan bahwa segala bentuk uji coba nuklir merupakan "pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Akan ada respons cepat dan kuat terhadap uji coba semacam itu," sebut Sherman.
"Saya meyakini tidak hanya ROK, Amerika Serikat atau Jepang, tapi seluruh dunia akan ikut merespons dengan kuat dan jelas," sambungnya, dalam sebuah konferensi pers usai bertemu Deputi Menlu Korsel, Cho Hyun-dong, di Seoul. ROK adalah akronim dari nama resmi Korsel.
Baca: AS akan Merespons Kuat Jika Korut Lakukan Uji Coba Nuklir
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News