"Tiongkok sangat mementingkan masalah yang melibatkan ABK WNI di sebuah kapal perikanan," kata juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia dalam keterangan tertulis di situs resminya, Rabu 20 Mei 2020.
"Kami juga sedang menjaga komunikasi erat melalui jalur bilateral, dan sudah memberitahukan pihak Indonesia mengenai hasil investigasi dasar. Investigasi komprehensif yang lebih lanjut masih dalam proses," lanjutnya.
Beijing menekankan bahwa pihaknya bersama-sama Indonesia terus mendorong pihak-pihak relevan terkait kasus ABK WNI untuk dalam menjalankan tanggung jawab masing-masing.
"Komunikasi secara proaktif juga harus dijaga agar masalah terkait dapat diselesaikan secepat dan sebaik mungkin berdasarkan hukum dan peraturan serta kontrak komersial," ungkap jubir Kedubes Tiongkok.
Sementara itu, MBC merupakan media pertama yang melaporkan dugaan eksploitasi ABK WNI di kapal Tiongkok. MBC menerima informasi adanya dugaan eksploitasi dari laporan sejumlah ABK WNI yang bekerja di kapal Long Xing 629.
Dari kesaksian para WNI di laporan tersebut, mereka mengaku bekerja hingga 30 jam sehari, tidak diberi makanan layak, waktu istirahat yang sedikit, dan upah tak sesuai kontrak.
Sejak Desember 2019, empat WNI meninggal dunia di kapal tersebut. Tiga jenazah ABK WNI dilarung, sedangkan seorang lainnya meninggal setelah sempat mendapat perawatan di Busan.
Kamis 8 Mei kemarin, 14 ABK WNI yang bekerja di kapal tersebut telah kembali ke Tanah Air. Satu jenazah ABK WNI juga telah tiba pada Kamis kemarin dan tiba di rumah duka pada Minggu 10 Mei.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah bertemu langsung 14 ABK WNI. Bahkan, Menlu Retno sempat mewawancarai para ABK untuk mendalami kasus yang mereka alami.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News